Sunday, October 14, 1990

selamat jalan...

untuk ia yang telah pergi
tak ada lagi teman kecil yang suka mengganggu ketika kami makan,
keluarga kecil yang kini telah pergi meninggalkan kami.
Sedih…tentu saja, dimanapun perpisahan adalah hal yang sangat menyakitkan.
Kemarin malam sebelum kepergiaanya kami masih sempat bermain di PKM.
Karena tak ada kerjaan dan Pers yang lagi sepi, jadinya aku, ilda dan ia keluar menghirup udara luar yang dingin. Tubuhnya yang putih bersih tak telah berubah, PKM lagi miiskin air…jadi wajar kalo beberapa hari ini ia tak pernah mandi.
Kulit putih yang bercampur debu. Sangat manis melihatnya bermain dengan kucing kecil temannya. Heran sekali…ia bisa bersahabat dengan kucing itu, sementara aku tetap takut pada bulu kucing.
Ia dengan bebas berlari dan melompat, sesekali mendekat di tangga. Aku tahu ia ingin turun kehalaman, tapi takut turun tangga. Kali ini ia tak selincah tadi, takut jatuh membuatnya berjalan merangkak, mendekati tangga.

Kini ia tak ada lagi, hari ini tak ada senyum dari wajah sang pemilik, sebuah tulisan di terror tentang kepedihan menyadarkanku betapa ilda sangat menyayangi sahabat kecilnya. Aku tau ilda sangat menyayanginya. Ia memang sangat lucu, bukan hanya buat kami anak pers, tapi ia juga sering bermain dengan beberapa anak UKM lain.

Selamat jalan putih…aku lebih suka memanggilnya putih, sementara yang lain memanggilnya “lebu” karena tubuhnya yang bulat. Tak lagi ada teman bermain, ia kini telah terbaring damai di belakang PKM 2.

Selamat jalan kawan, masih kuingat ketika penghuni UKPM mengajarimu tentang hidup, mengajakmu diskusi, walau itu adalah ceramah tak berguna…karena kami tau engkau tak akan mengerti.

Untuk saudaraku..perpisahan mengajarkan kita akan tidak kekalnya dunia. Hidup sangatlah singkat, lahir…hidup dan mati. Hal yang samapun akan kita jalani bila tiba waktunya nanti.
Ganti mendung di wajahmu, matahari masih bersinar esok kawan.