Monday, December 25, 2006

cuap-cuap

Tadi siang aku membaca ‘meraih cinta ilahi’nya Kang Jalal. Ada sebuah cerita ketika rabi’ah di lamar oleh Hasan al-bashri. Rabi’ah menolak lamaran itu dengan mengajukan pertanyaan.
“menurut anda berapa persenkah nafsu perempuan di banding laki-laki? Hasan menjawab 90 nafsu perempuan dan 10 nafsu laki-laki. Rabiah melnjutkan “berapa perbandingan akal perempuan di bandingkan akal laki-laki? Dan hasan kembali mejawab akal laki-laki 90 sementara perempuan 10” lalu rabiah berkata “ mengapa saya yang memiliki akan 10 persen bisa mengendalikan nafsuku yang 90 persen, sementara kamu yang memiliki akan 90 tidak bisa menaklukkan 10 akalmu!”
Aku jadi kembali teringat masalah poligami yang masih marak diperbincangkan akhir-akhir ini. Ketika berdialog dengan laki-laki, mereka dengan berbagai alasan menganggap poligami sebagai sesuatu yang wajar dan bahkan ada yang mengatakan bahwa perempuan yang berdosa ketika ia melarang suaminya berpoligami dan kemudian terjadi perzinahan. Bagaimana perempuan bisa mengendalikan nafsunya yang memiliki porsi sangat berat sementara laki-laki seenak hati dengan berbagai alasan membenarkan setiap pernyataannya.
Tak adil…kenapa pada setiap masalah perempuan seringkali disalahkan…kenapa ketika terjadi pemerkosaan, pelecehan seksual laki-laki sering berkata bahwa perempuan yang salah karena mempertontongkan auratnya. Apa bukan laki-laki yang tak bisa menahan diri. Manusia bebas menjalankan aktifitasnya, bukankah kita makhluk yang merdeka. Seperti cerita rabi’ah, kenapa laki-laki justru yang tak bisa menahan nafsunya, padahal perempuan memiliki lebih banyak nafsu. Perempuan seenaknya sering dijadikan kambing hitam pada setiap masalah yang terjadi dalam masyarakat.
Buat aku tak masuk akal ketika laki-laki seenak hati menjadikan jumlah perempuan sebagai alasan untuk berpoligami, apa itu bisa dijadikan alasan…saya pikir tidak bisa…!
Sangat susah untuk mengukur nilai adil, apalagi kebutuhan batiniah seseorang, ketika poligami dijadikan alasan untuk menolong perempuan…saya pikir itu tak jelas dan tidak bisa kita ukur. Juga tak bisa kita tahu bagaimana niat itu ada…”apa betul seperti itu”
Ehm…aku jadi senyum-senyum sendiri membayangkan perempuan sebenarnya lebih tangguh dibandingkan laki-laki. Gimana ngga…perempuan dalam mengambil keputusan tidak main serobot saja, tapi penuh pertimbangan, melihat masalah dari berbagai sisi barulah mencari jalan penyelesaiannya. Kalo dikatakan perempuan sangat cengeng dan terkesan lemah, aku piker bukan karena itu. Menangis bukan pada masalah lemah atau tidaknya seseorang. Orang bisa menangis karena bahagia juga karena bersedih, menahan diri dari perasaan yang kita alami dengan beralasan lemah sebenarnya muna’ kenapa harus menyimpan dan berpura-pura dengan kelemahan yang kita punya. Kenapa selalu mau dikatakan ‘hero’ apalagi kalo kita memang tak punya kapasitas untuk itu.

Catatan dari Balocci

Matahari telah lama berpindah ke ruas lain dari bumi azan magrib bahkan telah lama pergi ketika mobi unhas dan sebuah truk tentara bergerak meninggalkan UNHAS, akhirnya aku pergi juga setelah lama berpikir, “pergi ngga ya? “ aku sebenarnya tak punya persiapan banyak, ngga ada ransom , tasku hanya berisi 2 baju ganti dan selebihnya jaket untuk menahan dinginnya Balocci.
Kakak-kakak di pramuka akan menerima tamu racananya menjadi anggota di rumah kami. Telah lama aku tak muncul ditempat itu dan beberapa orang dengan sabar terus mencariku di pers (maafkan aku kalo beberapa minggu ini menghilang, tak ada maksud selain banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan). Waktu dua jam tak terasa, mungkin karena hati sedang riang, akhirnya aku bisa juga heiking lagi, (di acara WWN kemarin aku ngga jadi ikut karena sakit duluan). Betul juga pandangan Heidegger tentang waktu, itu tergantung bagaimana perasaan kita. Lama atau tidaknya tergantung bagaimana melihatnya.
Setelah menyimpan semua barang yang dibawa dalam sebuah gedung tak layak pakai, tak ada pintu dengan lantai yang belum di tegel, penuh dengan debu dan pasir. Cahaya bintang tak mampu menerangi kami apalagi dalam ruangan itu. Lolongan anjing terdengar sangat dekat, mungkin karena kami orang baru di desa ini. Semua peserta di kumpulkan dilapangan, mereka harus bersiap memulai perjalanannya, heiking harus dilalui oleh tamu racana untuk bisa dilantik menjadi anggota, dan bukan hanya itu masih ada dewan kehormatan yang akan memberikan sekian pertanyaan.
Ada 26 peserta 14 putra dan 12 putri, mereka kemudian dibagi menjadi 6 reka (kelompok) tentu saja dipisahkan karena pramuka merupakan satuan terpisah. Tak akan ada yang mendampingi mereka dalam perjalanan, mereka hanya berpedoman pada kompas dengan menggunakan selembar kertas berisi cerita yang akan membawa mereka ke pos-pos dimana beberapa reka kerja dan kakak-kakak purna telah menanti dengan sebuah games.
Heiking kali ini dilakukan dengan metode semi out bond, tidak ada kekerasan atau perintah-perintah tak berguna, sebuah games akan memberi pelajaran baru dan membuat peserta semakin dekat. Ada 5 pos yang harus dilalui, dari hasil rapat reka kerja dengan kakak purna mereka akan menemuiku di pos 5.
Jam 12 satu persatu reka diberangkatkan, semuanya berjalan tenang. Mereka yang menentukan sendiri siapa yang duluan berangkat dengan memecahkan sandi yang diberikan. Reka yang duluan selesai tentu saja duluan diberangkatkan.
Pagi-pagi setelah membantu menyiapkan bubur kacang ijo buat peserta, aku, kak fitri dan kak wana berangkat ke pos 5, kami akan menunggu peserta disana. Gemercik air terdengar, matahari belum menyengat, kami memilih duduk dekat pintu air, menggelar matras yang aku bawa, dan menikmati indahnya pagi. Pegunungan karst menjulang dimana-mana.
“berapa lama gunung-gunung ini akan bertahan, suatu hari ia mungkin akan dihancurkan oleh perusahaan Tonasa, mengolahnya menjadi semen untuk membangun mall-mal yang akan menelan masyarakat miskin, ntahlah….”
Kali ini aku harus merasakan waktu berjalan lambat, bosan juga tak ada kerjaan, belum lagi matahari yang semakin meninggi dan tentu mengeluarkan energi panas. Aku mencari tempat yang baik untuk merendam kakiku, juga mencuci muka yang mulai berkeringat.
Sejam-dua jam, lima jam berlalu tak satupun reka yang muncul, apa mereka kesasar ya…kak lia muncul ntah dari arah mana, aku tak tau arah mata angin ditempat ini, yang jelas kami berada di daerah perkampungan. Kak lia hanya menemukan barang-barang kami, sedang kami bertiga berteduh di pinggir sungai menikmati kupu-kupu yang beterbangan mencari madu.
Kak jun muncul dengan mengendarai motor, ia dari pos 4. karena kepanasan akhirnya kami kembali mencari tempat berteduh, berjalan lebih seratus meter akhirnya mendapat tempat yang teduh kami menyeberangi sungai, tidak terlalu dalam hanya sebatas lutut, jadi peserta bisa berendam setelah semalaman melalui perjalanannya melewati hutan, sawah.
“Siap gerak…’
“Kepada kakak penjaga pos… hormat gerak”
“Lapor…”
Sebuah ritual yang harus mereka lakukan setiap masuk sebuah pos, aku menyerahkan secarik kertas berisi games. Sebuah petunjuk 1 + 1= C untuk memecahkan sandi itu “lilitkan badanmu dan buatlah lingkaran”
“kak gimana mengerjakannya???”
Akhirnya kak jun turun tangan memberi petunjuk lanjut gimana menyelesaikan gemes itu, kami tak hentinya tertawa melihat peserta yang menggunakan segala cara untuk bisa keluar dari lilitan tangan dimana tangan peserta yang satu dengan lainnya saling mengait dan mereka harus melepaskan kaitan itu dan membuat lingkaran tanpa pernah melepaskan pegangan tangannya. Kapan peserta melepaskan tangannya mereka harus mengulang kembali dari awal permainan tadi.
Satu reka basah kuyup, kami pun berbasah-basahan, air yang mengalir membuat kami bermain, berenang, merendam kaki dan akhirnya berbasah-basahan. Pesertanya belum bisa menyelesaikan games itu, sementara beberapa orang telah menggigil kedinginan, dan sakit perut. Mereka diminta untuk istirahat beberapa menit di pinggir sungai, karena takut kalo terus membiarkan mereka dalam air nanti jadi sakit.
“kami telah menerima materi dan siap melanjutkan perjalanan. Laporan selesai”
Aku memberikan petunjuk berikutnya “ular…………………….lari………………..lurus………….ular hitam …………………….tolong……….” petunjuk itu akan membawa mereka hingga base camp.
“Kepada kakak penjaga pos hormat gerak”
“Balik kanan maju jalan…” ritual itu kembali dilaksanakan.
Satu persatu reka masuk ke pos 5, untuk membuat mereka tak menumpuk sekalian saja disuruh mengerjakan gamesnya, siapapun yang cepat menyelesaikan gamesnya bisa melanjutkan perjalanannya.
Ehm….minggu 24 desember peserta telah menjadi bagian dari kami setelah melewati upacara penerimaan anggota gugus depan dan anggota racana. Tak ada lagi tamu, kita telah menyatu, dengan sekian pelajaran yang semoga saja berarti.
Untuk mengisi kekosongan kami ke air terjun untuk mandi, kuat juga pikirku berjalan kurang lebih setengah jam hanya untuk mandi, sementara mata belum pernah terpejam.

Thursday, December 21, 2006

happy mother,s day

ehm...hari ibu...
selamat ya Bu...

ibu...bundaku
ibu...pertiwi
ibu..guru
buat semua ibu yang telah melahirkan kita,
jasamu tak terhitung dan tak mampu dibalas.

sedikit cerita tentang hari ini

kemarin teman-teman memintaku menulis tentang "ibu" aku tak tau mau menulis apa. apa yang hendak aku ceritakan tentang bunda, pengebdian, tugas mulia, sebuah perjuangan dan doa-doa untuk anak-anaknya.
tak ada tanda mata yang bisa kuberikan hari ini pada bunda, juga tak ada ucapan selamat karena aku tau bunda tak mengenal hari ini selain sebagai hari "jum'at" dimana engkau akan memaksa adikku untuk pergi ke mesjid, juga tetap dengan rutinitas harianmu yang tak jauh berbeda dengan kemarin dan mungkin hari esok.
tak ada ucapan selamat juga kado bunda...
aku tau kado sebanyak apapun tak akan mampu mengganti pengorbananmu padaku.
engkaulah guru dari segala guru, seorang sahabat, tak ada pamrih yang engkau harapkan dari anak-anakmu.
seperti ibu pertiwi yang tak mampu berkata apa-apa ketika anak-anaknya terus menguras isi perutnya, ia hanya bisa bertahan dengan menjaga keseimbangannya, jadi jangan menyalahkan ibu pertiwi ketika gempa, tsunami, atau banjir terjadi itu bukan salahnya, tapi salah anak-anaknya.
aku sangat rindu pada ibu...

HAPPY MOTHER"S DAY
UNTUK IBU dimanapun kau berada
kasih ibu sepanjang masa

Sunday, December 17, 2006

belajar lagi ya....

Ada banyak hal yang tak aku pahami, hubungan persahabatan, teman, musuh dan pacaran...Setiap orang punya cara yang berbeda dan juga selalu ada pemaknaan yang berbeda. Kemarin aku membuat seseorang marah dan sampai hari ini mataku masih sulit untuk terpejam. Apakah rasa bersalah atau karena aku tak ingin merusak hubunganku dengan siapapun. ntahlah....

Aku jadi ingin bertanya pada seorang sahabat "Rian" gimana hubungan kita selama ini. apakah persahabatan itu salah juga dengan ikatan persaudaraan dan apakah ketika engkau telah mempunyai seorang pendamping hubungan kita akan mempunyai jarak dengan sendirinya.

Ada apa dengan pacaran, aku ngga ngerti gimana memaknai pacaran, apakah itu hubungan antara dua pasang manusia dan hubungan yang seperti apa...???Apakah mengikat seperti layaknya perkawinan dan sebuah kesepakatan atau mungkin membangun komitmen. Lantas seperti apa keadilan itu, apakah keadilan yang kita pahami adalah sama-sama merasakan atau seperti apa...??? Aku kira adil itu ketika menempatkan sesuatu pada porsinya, keadilan gender bukan berarti apa yang diterima laki-laki juga harus diterima perempuan.

Menyedihkan untuk mengambil sebuah keputusan yang tak banyak dijalani tau mungkin lari dari kebiasaan, merokok, jadi tukang demo, pacaran dengan sejenis, atau hal-hal yang masih dianggap tabu lainnya. Setiap putusan punya konsekuensi masing-masing. Dan sangat susah untuk mempercayai orang lain, aku jadi teringat pada seorang kakak yang mengatakan jangan mudah percaya pada orang lain.
Aku masih harus belajar banyak tentang hidup yang lebih keras dari yang ada di benakku.

Terima kasih untuk kasih yang tak terucap.

Saturday, December 16, 2006

aku lagi bingung banget, dapat masalah yang membuatku kebingungan sendiri....
bingung ,sakit kepala jadinya, trus udah ngga bisa nulis lagi, maunya sendiri............aja. tapi ngga ada teman, apalagi sekarang malam minggu, teman-teman pada keluar ama pacarnya.semoga ketenangan danau akan ikut menenangkanku.

Thursday, December 14, 2006

heran dengan kondis saat ini, mau tampil sebagai hero sering dilakukan banyak orang, padahal pengetahuan yang dimiliki pun tak seberapa. merasa diri paling benar dan yang lain salah , sehingga menempatkan orang lain sebagai orang kedua dan tak berarti, sesuatu yang salah dan harusnya dilihat kembali. Apa sangat susah menempatkan orang lain pada posisi yang imbang, tanpa harus melihat seperti apa di, terus liat jenis kelaminnya. sekali lagi semua manusia sama saja, kita sama-sama dilahirkan dalam keadaan telanjang bulat, ngga ada perbedaan.
ketika orang merasa mapan, maka pengetahuan dari sekelilingnya akan menjadi tak berarti dan yang ada menutup diri untuk menerima lingkugan kita.

setiap orang dilahrkan berbeda, tak ada sesuatu yang sama persisi sekalipun itu kembar. maka terimalah perbedaan itu sebagai sebuah kekayaan.

Tuesday, December 12, 2006

maraknya poligami

masalah poligami saat ini lagi mencuak, pernikahan aa gym yang notabene seorang dai menimbulkan kontroversi, ini menjadi wacana menarik dan sering diperbincangkan. pandangan yang berbeda tentu lahir perempuan yang menolak dan laki-laki yang sepakat saja dan bahkan mendukung poligami tersebut. gimana menanggapinya...???

buat aku poligami adalah sesuati yang mubah, bukan sunnah seperti yang dikatakan sebagian laki-laki. dalil yang ada buat aku sebenarnya menjadi peringatan untuk tak melakukan poligami, karena dikatakan kalo bisa berbuat adil, sedang kalo tidak sebaiknya ngga usah melakukan poligami cukup dengan satu istri. apa mampu memberi keadilan...???

kenapa perempuan sebagian tak membantah ketika suaminya akan berpoligami, ia hanya diam, kenapa karena konstruksi yang dibangun sejak awal atas posisi perempuan sebagai orang kedua dan anggapan seorang istri harus melayani membuat perempuan tak bisa berbicara. superior ini yang membuat suami seenak hati.
perempuan dan laki-laki dilahirkan sama, tak ada pembedaan.

lain kali dilanjutin.............