Monday, July 31, 2006

aku mo cerita

ada banyak anugrah yang aku temukan, makasih Tuhan....
satu masalahku lagi dapat penyelesaiannya. aku bisa bayar sppku. setelah ketemu ama Pak Dekanku, aku dapat solusi kebetulan hari itu ada dr. citra diruangannya. jadinya ia dengar curhatku...he...he...he...jadinya ia kasih job ke aku, nah uang mukanya untuk bayar uang SPPku. kemarin aku sebenarnya udah berpikir semester ini bakalan cuti coz aku ngga punya uang sepeserpun. thanks banget to kak dewi...tanpa kakak semuanya ngga akan selancar ini. sekarang aku harus nginap di UKPM untuk mengerjakan tugas baruku. udah seminggu ngga pulang-pulang. sori ya bondeng aku ngga lupa ama rumah qta. keadaan yang membuatku harus memilih. kita harus mewujudkan mimpi , membangun rumah masa depan kita.
aku juga harus minta maaf ama ani, coz aku ngga mengantarnya ke bandara, kemarin aku sakit, sampai saat ini. aku sebenarnya takut banget, moga tiphoyd ngga akan menggangguku kembali setelah satu semester tahun lalu membuatku tinggal terus dikampung. ngga asyik banget kuliah ngga jalan begitu juga ngga bisa bermain di pers atau dimana saja aku suka.
nginap di UKPM asyik banget, ayo cewek-ceweknya sesekali nginap. udah ngga ada cowok kok coz habis digusur ke PKM 3 di jl. bung.

Tuesday, July 25, 2006

perempuan seperti apa keberadaanmu...???

Konsep Gender, seperti apa???
Makna antara gender dan sex tidaklah sama, keduanya merupakan pembeda antara laki-laki dan perempuan. Titik bedanya adalah pada sex dilihat dari segi fisik/biologi ataupun dari jenis kelamin yang dimiliki. Sedangkan pada gender lebih menekankan pada perbedaan peran social cultural antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan jenis kelamin melahirkan perbedaan gender, dan perbedaan gender melahirkan ketidakadilan pada perempuan.
Sejarah perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses sosialisasi, penguatan dan konstruksi social cultural, keagamaan bahkan melalui kekuasaan negara lewat proses yang cukup panjang sehingga gender lambat laun menjadi seolah-olah ketentuan Tuhan “Handayani, 2002”. Perbedaan gender lahir dari sebuah kebiasaan yang berlanjut turun temurun, sehingga akhirnya menjadi hal yang kodrati bagi manusia, ia tidak lagi dianggap sebagai sebuah bentukan sosial budaya tapi sebuah ketentuan yang jika tidak dilakukan maka itu adalah sebuah dosa.
Tiga proses social dalam pembentukan realiatas perempuan ditekankan pada tiga hal, yaitu; konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi. Konstruksi merupakan susunan suatu realitas objektif yang telah diterima dan menjadi kesepakatan umum, meskipun dalam proses tersebut tersirat dinamika social; dekonstruksi terjadi pada saat keabsahan realitas/objektif kehidupan perempuan dipertanyakan yang kemudian memperlihatkan praktik-praktik baru didalam kehidupan perempuan, dekonstruksi kemudian menghasilkan rekonstruksi dimana merupakan proses rekonstualisasi dan redefinisi perempuan.
Bentukan-bentukan social seperti feminis pada perempuan dan konsep maskulin pada laki-laki adalah bentukan-bentukan yang lahir dari pembedaan gender. Bentukan tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial, geografis dan budaya yang ada pada masyarakat tertentu. Kelemah lembutan perempuan tidak terdapat pada semua daerah. Implikasi lain yang lahir dari konsep gender yang tidak seimbang adalah lahirnya pemisah antara sektor public dan domestic, dimana domestik dianggap sebagai wilayah kerja perempuan sedangkan public merupakan wilayah kerja laki-laki.

Media massa juga berperan aktif menegaskan kedudukan dan peran perempuan sebagai ibu, maupun istri yang baik, adanya iklan sabun mandi memberi bentukan tentang bagaimana kcantikan perempuan, padahal putih atau hitamnya kulit, mulus atau jerawatannya wajah bukanlah hal yang penting untuk mengukur cantik tidaknya seseorang. Kecantikan dilihat dari dalam bukan sesuatu yang dibuat-buat. Revolusi kapitalis juga ikut menegaskan dan memperkuat peran-peran perempuan dengan memberikan berbagai kemudahan teknologi yang dapat membantu kegiatan perempuan didapur.
Ketidakadilan, apakah disadari???
Adanya bias gender kemudian melahirkan ketidakadilan gender. Hal ini lahir karena adanya pandangan yang lebih mengutamakan salah satu jenis kelamin. Misalnya, lebih berpihak pada laki-laki daripada perempuan atau sebaliknya. Sebagai contoh pandangan atau sikap yang terlihat di dalam gagasan-gagasan bahwa laki-laki itu lebih kompeten, lebih mampu, lebih superior daripada perempuan. Ia sosok yang kuat dan melindungi. Sedangkan perempuan merupakan sosok yang lemah dan harus dilindungi. Saya berpikir ketika perempuan dilahirkan pada kondisi dimana laki-laki tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi, menafkahi maka ia akan menjadi sosok yang kuat dan mampu melidungi dirinya sendiri. Adanya pahaman perempuan sebagai sosok yang lemah kemudian melahirkan marginalisasi.
Marginalisasi perempuan yang muncul kemudian menunjukkan bahwa perempuan menjadi “the second sex” warga kelas dua yang keberadaannya tidak begitu diperhatikan. Paham patriarki yang ada dihampir seluruh bangsa kita kecuali pada daerah minangkabau yang lebih pada marga ibu, menggambarkan dominasi laki-laki pada kaum perempuan, ini tidak hanya terjadi pada area rumah tangga saja, tapi lebih dari itu, kekuasaan laki-laki hampir ada pada semua bidang. Pembagian kerja yang menempatkan perempuan pada wilayah domistic semakin memperkuat kekuasaan tersebut, domestic yang lebih banyak berkutat pada wilayah dapur kemudian melahirkan anggapan bahwa pendidikan tidaklah penting bagi perempuan, karena wilayah domestic bisa dikerjakan tanpa pendidikan. Pahaman bahwa perempuan adalah pembantu laki-laki tetap saja ada pada sebagian besar masyarakat. Akibatnya gerak langkah perempuan menjadi terbatas.
Ketidakadilan gender disadari atau tidak merupakan proses marginalisasi atau pemiskinan pada perempuan, kurangnya pendidikan dan keterampilan pada perempuan membuatnya harus bergantung pada laki-laki, dimana perempuan tidak mempunyuai sepenuhnya atas dirinya, setiap tindakan yang dilakukan harus sepengetahuan laki-laki. Pendidikan yang tidak merata pada perempuan kemudian menyebabkan tenaga perempuan di eksplotasi oleh laki-laki yang menjadi pengambil keputusan, ada banyak perempuan yang kemudian menjadi buruh atau berada pada posisi rendah dalam dunia kerja, hal ini disebabkan karena kurangnya perempuan yang menikmati pendidikan. Banyaknya perempuan yang masuk ke dunia prostitusi juga salah alasan tidak adanya keterampilan atau pengetahuan yang mereka miliki.
Adanya pembedaan peran antara perempuan dan laki-laki telah menghambat potensi dasar yang dimiliki, ini kemudian melahirkan kekerasan-kekerasan yang banyak digunakan oleh laki-laki untuk memenangkan dominasinya, menyatakan ketidakpuasannya, atau kadang hanya untuk menunjukkan bahwa ia berkuasa atas kaum perempuan. Kekerasan yang terjadi disebabkan oleh budaya patriarki yang telah mengakar pada sebagian besar masyarakat.
Dilihat dari beban kerja yang dimiliki perempuan sebenarnya mempunyai beban kerja yang lebih berat, kerja-kerja domestic yang dilakukan perempuan sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang ringan, perempuan harus memnghabiskan waktunya lebih banyak untuk kerja-kerja tersebut, belum lagi jika perempuan membantu suaminya/keluarganya mencukupi nafkah keluarga, disini perempuan telah melakukan rangkap pekerjaan. Diperkirakan wanita merupakan pencari nafkah utama pada seperempat hingga sepertiga RT diseluruh dunia (Agarwal et.al.,1990).
Ketidakadilan gender yang dirasakan Kartini, kemudian membuat ia bangkit dan melawan lewat surat-surat pada beberapa sahabatnya di luar negeri. Kartini adalah perempuan yang merasakan ketidakadilan oleh budaya patriarki keluarganya. Pada provinsi lain muncul dewi Sartika, Cut Nyak Dien, Kristina Martatiahahu. Sederatan pahlawan nasional perempuan yang sudah memiliki tingkat intelegensia tinggi, secara otodidak memahami apa itu kebebasan dan kemerdekaan serta hak asasi manusia. Mereka bangkit dan melawan serta memperlihatkan pada kita kerja-kerja melawan penjajah bukan hanya kewajiban laki-laki.
Perlu diingat bahwa konsep keadilan bukan berarti memiliki porsi yang sama, tapi bagaimana penyetaraan itu terjadi mengerjakan sesuatu sesuai kemampuan. Tidak seperti yang terjadi sekarang ini.
Kesehatan yang terabaikan
Dalam hubungan suami istri pelecahan ini lebih banyak terjadi, ketika seorang perempuan lebih ditekankan untuk menjadi seorang pelayan untuk suaminya, bukankah keberadaan wanita bukan seperti itu, tapi bagaimana kita beriringan bersama menyelesaikan permasalahan yang ada. Adanya ketidakadilan gender ini kemudian berpngaruh langsung pada rentangnya perempuan terkena penyakit, dan sangat disayangkan kepedulian perempuan pada kesehatannya kemudian hampir tidak ada karena pengaruh bahwa laki-laki harus didahulukan. Seorang istri atau ibu selalu mementingkan kepentingan suaminya kebanding dirinya sendiri.
Dua dari tiga wanita saat ini menderita penyakit yang sangat melemahkan. Penderita menunjukkan kerentanan yang tinggi terhadap infeksi traktus respiratoris dan reproduktif yang seringkali mengakibatkan kematian dini. Lebih dari 1M hidup dalam kemiskinan absolute.sedikitnya 2M yang memiliki jumlah pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhanyang setingkat diatas kebutuhan yang paling mendasar (Durming,1989.Undisca,1997)
Wanita juga menghadapi ancaman kesehatan reproduksi yang unik. Tingginya angka penyakit yang dapat dicegah. Kematian akibat komplikasi pada kehamilan dan persalinan, aborsi yang tidak aman, serta penyakit menular seksual dan kanker reproduktif sering di jumpai pada wanita yang miskin dan tidak memiliki akses pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif . Penyakit menular seksual sering terjadi pada wanita yang hanya berhubungan dengan suaminya, ini disebabkan laki-laki yang tidak puas pada satu perempuan saja.
Menurut Blair Brooke dari Population Council, di Bangkok. Masalah reproduksi merupakan penyebab utama kesakitan dengan kematian pada wanita usia 15-49 tahun . resiko dari kerja-kerja buruh sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan perempuan Meski demikian resiko kerja yang menjadi semakin penting oleh karena wanita muda bekerja di Industri dan mereka dipaksa kerja lembur dengan upah kecil dan kondisi yang berbahaya (Brooke,1991).
Berbicara pelecehan yang diterima oleh seorang wanita, akankah itu dapat kita sadari, seperti apa makna pelecehan itu, apakah kita akan merasa dilecehkan ketika itu terbukti nyata, tanpa sebuah bungkusan??? Aku selalu berpikir mungkinkah semua wanita pernah berpikir ia lebih sering dieksploitasi oleh lawan jenisnya, banyak hal yang membuat kita terus dilecehkan oleh laki-laki, dalam hubungan kerja sering sekali terdengar majikan memperkosa pelayannya, juga dalam keluarga dimana ayah dengan teganya menghamili anak sendiri, suami yang tidak pernah peduli pada istrinya.
Perempuan sesungguhnya adalah makhluk yang sangat tangguh, ketika laki-laki mengatakan dirinya kuat, tidakkah perempuan lebih kuat. Kekuatan fisik mungkin tidak diandalkannya tapi semangat dan kesabaran yang terus ada membuat ia mampu menjalani kehidupannya. Konsep sehat sakit bukan hanya pada masalah fisik, tapi juga psikis dan lingkungan social. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada perempuan sangat minim, lebih banyak berkutat pada masalah reproduksi. Sementara penyakit yang ada tidak sebatas itu saja, tingginya beban kerja, kurangnya gizi yang dikonsumsi, faktor lingkungan semuanya memberi pengaruh. Pada masalah rendahnya IQ anak yang dilahirkan karena konsumsi gizi wanita hamil, sangatlah minim, tugas melayani suami dan mendahulukan kebutuhannya termasuk makanan pada beberapa daerah membuat konsumsi makanannya selalu berada di urutan kedua, demikian juga wanita hamil yang terus terbelenggu oleh tabu yang tidak memperbolehkan mereka mengkonsumsi berbagai makanan (Acsadin dan Acsadin,1990:Kamel,1983). Juga adanya anggapan anak yang dilahirkan ketika seorang suami menginginkan anak laki-laki dan kesalahan akan ditimpakan pada istrinya. Padahal dari segi medis gen penentu jenis kelamin bayi yang dilahitkan berasal dari laki-laki. Nah siapa yang patut disalahkan???

Sunday, July 23, 2006

ngga ada kerjaan nih. ukpm lagi sepi. kaya'nya semua lagi istirahat setelah dua kali aksi.
kemarin malam minggu, aku berdua ama k'udin di pers. ngga lama muncul k'akel, ka'rahmad ama aco. kami berlima, sekarang udah hampir jam 23.00. ngga ada kerjaan.
"pernah ada ngga aksi tengah malam???" tanya kak udin.
kami pikir sih belum pernah ada. jadinya yup semua kompak jam 24.00 kita aksi di pintu 1. aksinya kutuk agresi israel. aku ama aco nyari bendera di studio caka fm. ngga ada cat warna biru lagi, jadinya kita pake tinta yang udah mengering. miskin banget kan.
seorang kakak di pramuka lewat dekat kami. aku minta cat birunya siapa tau ada. syukur banget, ia minta aku cari di ruang DC (Drum Corps) kalo ngga salah katanya ada. aku berlari ke pramuka, lagi semangat nih mo aksi dari pada malam minggu ngga ada kerjaan. kayanya in iyang terbaik.
15 menit lagi jam 24.00 kami berangkat ke pintu 1. k'akel sebelumnya ke idefix memberitahu anak2 yang lain. aksi kali ini kami ngga perlu korlap atau perangkat aksi lainnya, juga tidak ada rapat konsolidasi. yang ada semangat, pernyataan sikap dan bendera israel selesai dalam waktu kurang 1 jam. sampai pintu 1, gerbangnya udah tertutup, kami lewat samping. ngga ada masalah, semangat anak muda. di depan udah ada wawan ama k'gun. yup satu persatu anak2 bermunculan. satu lagi risda ama zima yang ngga pernah ikut aksi sebelumnya terpaksa ikut coz hp risda di bawa lari ama abang. sori fren. massa aksi ada 14 orang, kak ippank ama achiev dari fam uh ikut meramaikan. thanks bro atas kedatangannya. aku ngga suka pake kata "coy" seperti yasng kalian sering katakan ( ngga enak aja ). wartawan dari antara meliput kami, ada juga wawancara dari tribun timur. besok kaya'nya harus masuk koran lagi. seperti inilah pekerjaan kami, dan ini bentuk perlawanan yang bisa kami lakukan. lawan...lawan dan lawan... hari ini hari anak di palestina dan libanon sana jutaan anak menangis kelap[aran, kehilangan, ketakutan.......kutuk israel. kata achiev shift+delete trus enter dari muka bumi.
hee...he...sejam aksi kami kembali ke ukpm, besok aksi solidaritas dengan PKS dan HT masih menunggu. kami harus istirahat untuk sesuatu yang lebih besar. sekali lagi lawan...lawan dan lawan...

Thursday, July 20, 2006

bali oi....

danau tempe, masihkah sebuah danau

Letaknya pada pertemuan lempeng dua benua asia dan australia merupakan salah satu potensi yang tak boleh disia-siakan. Posisi ini membuat danau Tempe istimewa karena menyimpan banyak makanan ikan. Tak heran ketika dalam sejarah pernah menjadi penghasil ikan air tawar terbesar di Sulawesi Selatan. Luas keseluruhan danau Tempe 43.800 ha (media Indonesia) namun sekarang luas danau Tempe tinggal 10.000 ha, selebihnya telah menjadi daratan.
Ritual Maccera tappareng yang rutin diadakan setiap tahunnya oleh masyarakat. ritual yang dilaksanakan untuk mensucikan danau oleh masyarakat yang berdomisili di pinggir Danau Tempe. Biasanya ditandai dengan pemotongan kurban/sapi yang dipimpin oleh seorang ketua nelayan, dan serentetan acara lainnya. Untuk lebih meriahnya berbagai macam perlombaan diadakan seperti lomba perahu dayung .
Menikmati indahnya hari dengan perahu, kita dapat melihat matahari terbit ataupun ketika akan tenggelam meninggalkan sudut tanah wajo . Rumah terapung menjadi salah satu tempat bersantai atau ketika purnama datang menyapa, menghabiskan malam bersama nelayan yang sedang memancing ikan, mencari penghidupannya.
Namun kerusakan yang terjadi pada danau Tempe harus menjadi perenungan bersama dan tidak bisa di pandang remeh. Sekarang kerusakannya mencapai 70%. Dan jika terus dibiarkan tidak menutup kemungkinan Danau Tempe akan menjadi kenangan, begitu juga dengan beberapa kecamatan yang ada di Kab. Wajo juga akan menjadi kenangan. Segala keindahan hanya akan menjadi dongeng pengantar tidur anak cucu. Apa mungkin ini akan dibiarkan terjadi???. Kemana masyarakat dari beberapa kecamatan tersebut akan pindah ketika tempat tinggal mereka terus menerus menjadi langganan banjir.
Menurut Prof Nasri Nessa Direktur Pascasarjana Unhas (Suara Publik) mengatakan jika danau Tempe sekarang bukan sebuah danau lagi tapi telah menjadi rawa-rawa. Pernyataan yang wajar , melihat kondisinya yang makin parah. Pada kondisi normal air danau Tempe yang tidak hanya menjadi sumber panghasilan masyarakat Wajo tapi juga Soppeng dan Sidrap kedalamannya hanya sekitar 2 hingga 3 meter, namun pada musim kemarau airnya tinggal setinggi lutut dengan luas kurang lebih 1000 ha, sedangkan pada musim hujan genangan air naik mencapai 6 meter dan akan mengenangi 4000 hingga 20.000 ha daerah sekitarnya.
Keadaan tersebut sangat menyiksa penduduk sekitar. Mereka tak bisa mendapat suplai air minum yang layak, Terutama bagi masyarakat yang langsung mengkonsumsi air danau untuk kebutuhan RT termasuk untuk memasak dan diminum. Ketika musim kemarau tiba, masyarakat harus berjalan jauh untuk mendapatkan air yang keruh, sedangkan pada musim hujan dan banjir air tersebut akan menjadi tidak layak dikonsumsi karena berbau dan berwarna hitam. Penyakit water born disease juga dapat dengan mudahnya menyerang penduduk. Mereka sadar atau tidak penyakit kulit, diare, dan penyakit lainya dapat terjangkit dan bisa saja menjadi wabah.
Pada bidang pertanian juga sangat berpengaruh fungsi kab. Sidarap, Wajo dan Soppeng sebagai lumbung padi Sul Sel mengalami gagal panen ketika banjir harus merndam tanaman mereka. Juga susahnya sumber air untuk mengairi areal pertanian mereka di saat kemarau.
Menurut data yang diambil dari Buletin Suara Publik, pada tahun 1948-1969 Danau Tempe dapat memproduksi ikan sebanyak 37.000 hingga 40.000 ton pertahun, dan peningkatan terjadi antara tahun 1957-1959 sekitar 50.000 ton . Namun kemudian penurunan drastis terjadi pada tahun 1999-2000 yang hanya menghasilkan 17.077 ton. Untuk selanjutnya produksi ikan mengalami penurunan setiap tahunnya. Penurunan kualitas habitat ikan dan semakin banyaknya masyarakat yang menjadi nelayan membuat tangkapan setiap nelayan semakin berkurang. Ini mempengaruhi menurunnya tingkat pendapatan masyarakat nelayan di pesisir danau .
Selain itu kerusakan danau Tempe juga menyebabkan punahnya beberapa spesias ikan dan burung khas di Danau Tempe. Beberapa dari ikan tersebut adalah ikan biawang, ikan bungo dan bete-bete, juga burung lawalase {burung belibis}. Dan tidak akan menutup kemungkinan spesies lain akan ikut punah.
Belum lagi banjir yang terjadi setiap tahunnya menelan kerugian yang lumayan banyak. Banjir yang terjadi tahun 2002 kemarin bisa dikatakan banjir paling besar yang pernah terjadi, yang menimbulkan kerugian tidak sedikit bagi masyarakat dan pemerintah. Banjir tersebut menewaskan 9 nyawa manusia, kerugian materi hingga 43 milyar. Selain itu 5.335 rumah di sembilan kecamatan terendam banjir dan 4.000 keluarga mengungsi.
Mencari akar permasalahan, kerusakan yang terjadi pada Danau Tempe bukan hanya kesalahan masyarakat Wajo, tapi juga dari enam kabupaten lainnya antara lain Kab.Toraja, Enrekang, Sidrap, Soppeng, Bone dan Maros . Adanya penggundulan hutan di daerah hulu sungai Walennae, Sungai Bila, Sungai Worongnge, Sungai Batu-batu, Sungai Belokka, Wette’e yang bermuara di danau Tempe menjadi penyebab utama pendangkalan .
Menurut Syahrul, hutan di kawasan hulu Danau Tempe mengalami kerusakan seluas 308,9 ribu hektare dari luas total 830,4 ribu hektare. Kerusakan tersebut memperkecil daerah resapan sehingga memperbesar aliran permukaan (Media Indonesia) juga ketika terjadi erosi maka Danau Tempe akan menjadi tempat endapan tanah/pasir yang terbawa arus air, dan ini menjadikan Danau Tempe mengalami sedimentasi.
Menurut hasil penelitian Japan International Cooperation Agency(JICA) pada tahun 1993, pendangkalan berkisar 15 hingga 20 cm per tahun dimana angka itu cenderung meningkat. Jika ini terus menerus terjadi diperkirakan 15-20 tahun mendatang danau ini akan menjadi daratan dan daerah pesisir danau yang harus rela menampung kiriman air dari daerah hulu.
Sedangkan untuk keluarnya air dari danau tersebut hanya ada satu sungai, yaitu sungai Cenranae yang bermuara ke teluk Bone. Keadaan sungai cenranae pun sama saja sedang dalam kondisi kritis. Penyempitan yang mulai terjadi juga menjadi salah satu penghambat keluarnya air ke teluk bone. Bisa dikatakan Danau Tempe merupakan saringan partikel-partikel sisa banjir dari enam kabupaten lainnya sebelum mencapai laut.
Ketika terjadi kerusakan pada alam maka manusialah yang paling bertanggung jawab. Karena peranan tingkah laku manusia bisa menjadi titik sentral dalam hubungan manusia dengan lingkungan(Sarlito,1995). Untuk mencegah semakin parahnya kerusakan Danau Tempe langkah awal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki keadaan di Hulu baik itu dengan menghentikan penggundulan hutan dan mengadakan peremajaan hutan atau reboisasi , sehingga terjadinya erosi dapat diminimalisir. Adapun rencana pengerukan danau Tempe tak akan mempunyai arti ketika masyarakat tidak punya kesadaran untuk menjaga terjadinya kerusakan hutan .
Masalah Danau Tempe bukan hanya masalah masyarakat Wajo tapi tanggung jawab kita bersama . Ia tidak hanya berbicara tentang kerusakan hutan di hulu tapi juga perilaku masyarakat sekitar yang harusnya bersahabat dengan alam, bukan hanya mengeksploitasi tanpa menjaga kesimbangannya.

Wednesday, July 19, 2006

aku bisa senyum

dua hari berlalu aku jarang menulis, kakak ichank aku selesaikan kerjaan dulu ya...baru lanjut menulis. udah ada kok (baru seperdua sih, tapi itu udah baik ) kakak aku merindukan kalian semua. semalan cerita ama kak wawan di pinggir danau. tentang makna hidup. aku akan ingat kata-katanya. stiap pertemuan itu sudah diatur. ada banyak makna dari perkenalan kami. pelajaran berharga untuknya dan buat aku sendiri. apakah aku setegar yang ia katakan. tidak ada aku hanya seorang pengecut yang selalu ketakutan. takut pacaran karena tidak ingin kehilangan. hidup yang indah. lebih tiga jam kami cerita, ia kemudian mengantarku pulang ke rumah kecilku. ternyata ia kenal ama abang (ngga nyangka) aku jadi makin kuat.
menelpon kak dewi. makasih banyak kanda, ntah gimana berterima kasih padamu. dari awal kedatanganku kau tak henti membantu berjalan. akhirnya aku lega juga, bebanku udah berkurang satu. aku ngga perlu lagi memikirkan uang sppku. aku akan menunggumu hingga hair senin. bukannya aku tidak berani. aku ingin kau ada didekatku kanda.
sekarang menuggu hasil seleksi dari panyingkul. Tuhan...aku ingin ikut sekolah itu. aku mohon padamu. sebenarnya ke warnet mau cek email, tapi balasannya belum ada. mungkin nanti. aku sudah mengirim no. kontak kesana. smoga saja kak lily mo ngerti ya.
apa yang hendak ku ceritakan tentang cinta dan pacaran. aku berusaha menjauh dari pacaran, aku pikir belum saatnya untuk itu.
berjalanlah terus tidak usah menengok kembali.

Tuesday, July 11, 2006

lanjut...

komputernya udah bagus...
banjir bukan hanya melanda banteng, jeneponto atau sinjai yang telah menelan banyak korban. kampuingku juga dilanda banjir. aku sedih banget karena keserakahan beberapa oknum banyak yang harus menderita. aku jadi rindu rumahku, semoga saja tidak terjadi apa-apa pada bunda dan saudara-saudaraku.
waktu kecil aku suka ketika banjir datang, aku bisa berenang sepuasnya atau naik perahu mengelilingi desa, dan kadang-kadang keluar desa. berada di tengah danau seperti di laut , aku tidak menemukan daratan. itu dulu ketika aku masih kecil. sekarang ketika banjir, aku sangat sedih, mengingat bundaku yang tak bisa bekerja. memikirkan mereka makan seadanya untuk menghemat uang dasn terkadang banjir hanya akan menyisakan utang.
dari sisi kesehatan sangat buruk untukku. susahnya mendapat air bersih untuk dikonsumsi, rentangnya penyakit.
aku ingin memohon jagalah hutan di hulu, jangan biarkan banjir itu terus berulang. gimana nasib masyarakat, gimana nasib danau tempe. setiap tahun terjadi sedimentasi . lengkapnya aku punya artikel, ntar aku kopikan, aku lupa bawa...

masih tentang bantaeng

aku rindu bantaeng..sebulan yang lalu aku masih disana, melihat canda tawa anak-anak sd juga anak-anak pesantren di Desa Ereng-ereng ketika aku masuk kesana bersama teman-teman untuk berbagi pengetahuan tentang rokok...mereka masih lugu dan polos untuk mengenal neolib atau tentang budaya hedon yang banyak di kota. mereka sebagian masih jauh dari pengaruh media yang bernama televisi karena itu masih jarang pada pelosok-pelosok desanya.
ada kesedihan melihat pendidikan disana, tak banyak yang bisa mereka dapatkan. ketika musim hujan datang yang ada mereka tak masuk sekolah, ntah gurunya ada dimana (apa masih terlelap dengan mimpi indahnya), aku tidak tau siapa yang patut disalahkan dengan kebobrokan pendidikan saat ini, apa penentu kebijakan , orang-orang yang katanya ahli kenapa membuat kurikulum yang terbukti tidak efektif bagi pelajar. apa benar kita telah di didik atau hanya di ajari gimana menjadi siswa yang penurut. (kok jadi ngelantur sih)
banjir yang terjadi dan menghancurkan beberapa kabupaten di Sulsel, ntah siapa yang harus disalahkan. apa pemerintah yang tak becus atau masyarakat yang memang tak tahu dampaknya. kemarin kami diskusi di UKPM, ntar dilanjutin deh, kompnya lambat banget sih.