Monday, December 25, 2006

cuap-cuap

Tadi siang aku membaca ‘meraih cinta ilahi’nya Kang Jalal. Ada sebuah cerita ketika rabi’ah di lamar oleh Hasan al-bashri. Rabi’ah menolak lamaran itu dengan mengajukan pertanyaan.
“menurut anda berapa persenkah nafsu perempuan di banding laki-laki? Hasan menjawab 90 nafsu perempuan dan 10 nafsu laki-laki. Rabiah melnjutkan “berapa perbandingan akal perempuan di bandingkan akal laki-laki? Dan hasan kembali mejawab akal laki-laki 90 sementara perempuan 10” lalu rabiah berkata “ mengapa saya yang memiliki akan 10 persen bisa mengendalikan nafsuku yang 90 persen, sementara kamu yang memiliki akan 90 tidak bisa menaklukkan 10 akalmu!”
Aku jadi kembali teringat masalah poligami yang masih marak diperbincangkan akhir-akhir ini. Ketika berdialog dengan laki-laki, mereka dengan berbagai alasan menganggap poligami sebagai sesuatu yang wajar dan bahkan ada yang mengatakan bahwa perempuan yang berdosa ketika ia melarang suaminya berpoligami dan kemudian terjadi perzinahan. Bagaimana perempuan bisa mengendalikan nafsunya yang memiliki porsi sangat berat sementara laki-laki seenak hati dengan berbagai alasan membenarkan setiap pernyataannya.
Tak adil…kenapa pada setiap masalah perempuan seringkali disalahkan…kenapa ketika terjadi pemerkosaan, pelecehan seksual laki-laki sering berkata bahwa perempuan yang salah karena mempertontongkan auratnya. Apa bukan laki-laki yang tak bisa menahan diri. Manusia bebas menjalankan aktifitasnya, bukankah kita makhluk yang merdeka. Seperti cerita rabi’ah, kenapa laki-laki justru yang tak bisa menahan nafsunya, padahal perempuan memiliki lebih banyak nafsu. Perempuan seenaknya sering dijadikan kambing hitam pada setiap masalah yang terjadi dalam masyarakat.
Buat aku tak masuk akal ketika laki-laki seenak hati menjadikan jumlah perempuan sebagai alasan untuk berpoligami, apa itu bisa dijadikan alasan…saya pikir tidak bisa…!
Sangat susah untuk mengukur nilai adil, apalagi kebutuhan batiniah seseorang, ketika poligami dijadikan alasan untuk menolong perempuan…saya pikir itu tak jelas dan tidak bisa kita ukur. Juga tak bisa kita tahu bagaimana niat itu ada…”apa betul seperti itu”
Ehm…aku jadi senyum-senyum sendiri membayangkan perempuan sebenarnya lebih tangguh dibandingkan laki-laki. Gimana ngga…perempuan dalam mengambil keputusan tidak main serobot saja, tapi penuh pertimbangan, melihat masalah dari berbagai sisi barulah mencari jalan penyelesaiannya. Kalo dikatakan perempuan sangat cengeng dan terkesan lemah, aku piker bukan karena itu. Menangis bukan pada masalah lemah atau tidaknya seseorang. Orang bisa menangis karena bahagia juga karena bersedih, menahan diri dari perasaan yang kita alami dengan beralasan lemah sebenarnya muna’ kenapa harus menyimpan dan berpura-pura dengan kelemahan yang kita punya. Kenapa selalu mau dikatakan ‘hero’ apalagi kalo kita memang tak punya kapasitas untuk itu.

Catatan dari Balocci

Matahari telah lama berpindah ke ruas lain dari bumi azan magrib bahkan telah lama pergi ketika mobi unhas dan sebuah truk tentara bergerak meninggalkan UNHAS, akhirnya aku pergi juga setelah lama berpikir, “pergi ngga ya? “ aku sebenarnya tak punya persiapan banyak, ngga ada ransom , tasku hanya berisi 2 baju ganti dan selebihnya jaket untuk menahan dinginnya Balocci.
Kakak-kakak di pramuka akan menerima tamu racananya menjadi anggota di rumah kami. Telah lama aku tak muncul ditempat itu dan beberapa orang dengan sabar terus mencariku di pers (maafkan aku kalo beberapa minggu ini menghilang, tak ada maksud selain banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan). Waktu dua jam tak terasa, mungkin karena hati sedang riang, akhirnya aku bisa juga heiking lagi, (di acara WWN kemarin aku ngga jadi ikut karena sakit duluan). Betul juga pandangan Heidegger tentang waktu, itu tergantung bagaimana perasaan kita. Lama atau tidaknya tergantung bagaimana melihatnya.
Setelah menyimpan semua barang yang dibawa dalam sebuah gedung tak layak pakai, tak ada pintu dengan lantai yang belum di tegel, penuh dengan debu dan pasir. Cahaya bintang tak mampu menerangi kami apalagi dalam ruangan itu. Lolongan anjing terdengar sangat dekat, mungkin karena kami orang baru di desa ini. Semua peserta di kumpulkan dilapangan, mereka harus bersiap memulai perjalanannya, heiking harus dilalui oleh tamu racana untuk bisa dilantik menjadi anggota, dan bukan hanya itu masih ada dewan kehormatan yang akan memberikan sekian pertanyaan.
Ada 26 peserta 14 putra dan 12 putri, mereka kemudian dibagi menjadi 6 reka (kelompok) tentu saja dipisahkan karena pramuka merupakan satuan terpisah. Tak akan ada yang mendampingi mereka dalam perjalanan, mereka hanya berpedoman pada kompas dengan menggunakan selembar kertas berisi cerita yang akan membawa mereka ke pos-pos dimana beberapa reka kerja dan kakak-kakak purna telah menanti dengan sebuah games.
Heiking kali ini dilakukan dengan metode semi out bond, tidak ada kekerasan atau perintah-perintah tak berguna, sebuah games akan memberi pelajaran baru dan membuat peserta semakin dekat. Ada 5 pos yang harus dilalui, dari hasil rapat reka kerja dengan kakak purna mereka akan menemuiku di pos 5.
Jam 12 satu persatu reka diberangkatkan, semuanya berjalan tenang. Mereka yang menentukan sendiri siapa yang duluan berangkat dengan memecahkan sandi yang diberikan. Reka yang duluan selesai tentu saja duluan diberangkatkan.
Pagi-pagi setelah membantu menyiapkan bubur kacang ijo buat peserta, aku, kak fitri dan kak wana berangkat ke pos 5, kami akan menunggu peserta disana. Gemercik air terdengar, matahari belum menyengat, kami memilih duduk dekat pintu air, menggelar matras yang aku bawa, dan menikmati indahnya pagi. Pegunungan karst menjulang dimana-mana.
“berapa lama gunung-gunung ini akan bertahan, suatu hari ia mungkin akan dihancurkan oleh perusahaan Tonasa, mengolahnya menjadi semen untuk membangun mall-mal yang akan menelan masyarakat miskin, ntahlah….”
Kali ini aku harus merasakan waktu berjalan lambat, bosan juga tak ada kerjaan, belum lagi matahari yang semakin meninggi dan tentu mengeluarkan energi panas. Aku mencari tempat yang baik untuk merendam kakiku, juga mencuci muka yang mulai berkeringat.
Sejam-dua jam, lima jam berlalu tak satupun reka yang muncul, apa mereka kesasar ya…kak lia muncul ntah dari arah mana, aku tak tau arah mata angin ditempat ini, yang jelas kami berada di daerah perkampungan. Kak lia hanya menemukan barang-barang kami, sedang kami bertiga berteduh di pinggir sungai menikmati kupu-kupu yang beterbangan mencari madu.
Kak jun muncul dengan mengendarai motor, ia dari pos 4. karena kepanasan akhirnya kami kembali mencari tempat berteduh, berjalan lebih seratus meter akhirnya mendapat tempat yang teduh kami menyeberangi sungai, tidak terlalu dalam hanya sebatas lutut, jadi peserta bisa berendam setelah semalaman melalui perjalanannya melewati hutan, sawah.
“Siap gerak…’
“Kepada kakak penjaga pos… hormat gerak”
“Lapor…”
Sebuah ritual yang harus mereka lakukan setiap masuk sebuah pos, aku menyerahkan secarik kertas berisi games. Sebuah petunjuk 1 + 1= C untuk memecahkan sandi itu “lilitkan badanmu dan buatlah lingkaran”
“kak gimana mengerjakannya???”
Akhirnya kak jun turun tangan memberi petunjuk lanjut gimana menyelesaikan gemes itu, kami tak hentinya tertawa melihat peserta yang menggunakan segala cara untuk bisa keluar dari lilitan tangan dimana tangan peserta yang satu dengan lainnya saling mengait dan mereka harus melepaskan kaitan itu dan membuat lingkaran tanpa pernah melepaskan pegangan tangannya. Kapan peserta melepaskan tangannya mereka harus mengulang kembali dari awal permainan tadi.
Satu reka basah kuyup, kami pun berbasah-basahan, air yang mengalir membuat kami bermain, berenang, merendam kaki dan akhirnya berbasah-basahan. Pesertanya belum bisa menyelesaikan games itu, sementara beberapa orang telah menggigil kedinginan, dan sakit perut. Mereka diminta untuk istirahat beberapa menit di pinggir sungai, karena takut kalo terus membiarkan mereka dalam air nanti jadi sakit.
“kami telah menerima materi dan siap melanjutkan perjalanan. Laporan selesai”
Aku memberikan petunjuk berikutnya “ular…………………….lari………………..lurus………….ular hitam …………………….tolong……….” petunjuk itu akan membawa mereka hingga base camp.
“Kepada kakak penjaga pos hormat gerak”
“Balik kanan maju jalan…” ritual itu kembali dilaksanakan.
Satu persatu reka masuk ke pos 5, untuk membuat mereka tak menumpuk sekalian saja disuruh mengerjakan gamesnya, siapapun yang cepat menyelesaikan gamesnya bisa melanjutkan perjalanannya.
Ehm….minggu 24 desember peserta telah menjadi bagian dari kami setelah melewati upacara penerimaan anggota gugus depan dan anggota racana. Tak ada lagi tamu, kita telah menyatu, dengan sekian pelajaran yang semoga saja berarti.
Untuk mengisi kekosongan kami ke air terjun untuk mandi, kuat juga pikirku berjalan kurang lebih setengah jam hanya untuk mandi, sementara mata belum pernah terpejam.

Thursday, December 21, 2006

happy mother,s day

ehm...hari ibu...
selamat ya Bu...

ibu...bundaku
ibu...pertiwi
ibu..guru
buat semua ibu yang telah melahirkan kita,
jasamu tak terhitung dan tak mampu dibalas.

sedikit cerita tentang hari ini

kemarin teman-teman memintaku menulis tentang "ibu" aku tak tau mau menulis apa. apa yang hendak aku ceritakan tentang bunda, pengebdian, tugas mulia, sebuah perjuangan dan doa-doa untuk anak-anaknya.
tak ada tanda mata yang bisa kuberikan hari ini pada bunda, juga tak ada ucapan selamat karena aku tau bunda tak mengenal hari ini selain sebagai hari "jum'at" dimana engkau akan memaksa adikku untuk pergi ke mesjid, juga tetap dengan rutinitas harianmu yang tak jauh berbeda dengan kemarin dan mungkin hari esok.
tak ada ucapan selamat juga kado bunda...
aku tau kado sebanyak apapun tak akan mampu mengganti pengorbananmu padaku.
engkaulah guru dari segala guru, seorang sahabat, tak ada pamrih yang engkau harapkan dari anak-anakmu.
seperti ibu pertiwi yang tak mampu berkata apa-apa ketika anak-anaknya terus menguras isi perutnya, ia hanya bisa bertahan dengan menjaga keseimbangannya, jadi jangan menyalahkan ibu pertiwi ketika gempa, tsunami, atau banjir terjadi itu bukan salahnya, tapi salah anak-anaknya.
aku sangat rindu pada ibu...

HAPPY MOTHER"S DAY
UNTUK IBU dimanapun kau berada
kasih ibu sepanjang masa

Sunday, December 17, 2006

belajar lagi ya....

Ada banyak hal yang tak aku pahami, hubungan persahabatan, teman, musuh dan pacaran...Setiap orang punya cara yang berbeda dan juga selalu ada pemaknaan yang berbeda. Kemarin aku membuat seseorang marah dan sampai hari ini mataku masih sulit untuk terpejam. Apakah rasa bersalah atau karena aku tak ingin merusak hubunganku dengan siapapun. ntahlah....

Aku jadi ingin bertanya pada seorang sahabat "Rian" gimana hubungan kita selama ini. apakah persahabatan itu salah juga dengan ikatan persaudaraan dan apakah ketika engkau telah mempunyai seorang pendamping hubungan kita akan mempunyai jarak dengan sendirinya.

Ada apa dengan pacaran, aku ngga ngerti gimana memaknai pacaran, apakah itu hubungan antara dua pasang manusia dan hubungan yang seperti apa...???Apakah mengikat seperti layaknya perkawinan dan sebuah kesepakatan atau mungkin membangun komitmen. Lantas seperti apa keadilan itu, apakah keadilan yang kita pahami adalah sama-sama merasakan atau seperti apa...??? Aku kira adil itu ketika menempatkan sesuatu pada porsinya, keadilan gender bukan berarti apa yang diterima laki-laki juga harus diterima perempuan.

Menyedihkan untuk mengambil sebuah keputusan yang tak banyak dijalani tau mungkin lari dari kebiasaan, merokok, jadi tukang demo, pacaran dengan sejenis, atau hal-hal yang masih dianggap tabu lainnya. Setiap putusan punya konsekuensi masing-masing. Dan sangat susah untuk mempercayai orang lain, aku jadi teringat pada seorang kakak yang mengatakan jangan mudah percaya pada orang lain.
Aku masih harus belajar banyak tentang hidup yang lebih keras dari yang ada di benakku.

Terima kasih untuk kasih yang tak terucap.

Saturday, December 16, 2006

aku lagi bingung banget, dapat masalah yang membuatku kebingungan sendiri....
bingung ,sakit kepala jadinya, trus udah ngga bisa nulis lagi, maunya sendiri............aja. tapi ngga ada teman, apalagi sekarang malam minggu, teman-teman pada keluar ama pacarnya.semoga ketenangan danau akan ikut menenangkanku.

Thursday, December 14, 2006

heran dengan kondis saat ini, mau tampil sebagai hero sering dilakukan banyak orang, padahal pengetahuan yang dimiliki pun tak seberapa. merasa diri paling benar dan yang lain salah , sehingga menempatkan orang lain sebagai orang kedua dan tak berarti, sesuatu yang salah dan harusnya dilihat kembali. Apa sangat susah menempatkan orang lain pada posisi yang imbang, tanpa harus melihat seperti apa di, terus liat jenis kelaminnya. sekali lagi semua manusia sama saja, kita sama-sama dilahirkan dalam keadaan telanjang bulat, ngga ada perbedaan.
ketika orang merasa mapan, maka pengetahuan dari sekelilingnya akan menjadi tak berarti dan yang ada menutup diri untuk menerima lingkugan kita.

setiap orang dilahrkan berbeda, tak ada sesuatu yang sama persisi sekalipun itu kembar. maka terimalah perbedaan itu sebagai sebuah kekayaan.

Tuesday, December 12, 2006

maraknya poligami

masalah poligami saat ini lagi mencuak, pernikahan aa gym yang notabene seorang dai menimbulkan kontroversi, ini menjadi wacana menarik dan sering diperbincangkan. pandangan yang berbeda tentu lahir perempuan yang menolak dan laki-laki yang sepakat saja dan bahkan mendukung poligami tersebut. gimana menanggapinya...???

buat aku poligami adalah sesuati yang mubah, bukan sunnah seperti yang dikatakan sebagian laki-laki. dalil yang ada buat aku sebenarnya menjadi peringatan untuk tak melakukan poligami, karena dikatakan kalo bisa berbuat adil, sedang kalo tidak sebaiknya ngga usah melakukan poligami cukup dengan satu istri. apa mampu memberi keadilan...???

kenapa perempuan sebagian tak membantah ketika suaminya akan berpoligami, ia hanya diam, kenapa karena konstruksi yang dibangun sejak awal atas posisi perempuan sebagai orang kedua dan anggapan seorang istri harus melayani membuat perempuan tak bisa berbicara. superior ini yang membuat suami seenak hati.
perempuan dan laki-laki dilahirkan sama, tak ada pembedaan.

lain kali dilanjutin.............

Thursday, November 23, 2006

????????????????

Ketika semua media memberitakan tentang aksi mahasiswa hampir di seantero indonesia, Makassar harus puas dengan berita tentang tawuran yang kembali di kampus UNM. Citra buruk pun kembali harus disandang mahasiswa makassar. Padahal itu tak berlaku pada semua mahasiswa makassar. Citra buruk yang buatku seperti sebuah rekayasa yang dilakukan oleh sekelompok oknum yang memang ingin memperlihatkan kebobrokan mahasiswa makassar. Dihari yang sama sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam GAM makassar (bukan GAM Aceh), tapi ini dibentuk murni untuk melawan semua kebijakan yang tak berpihak pada mahasiswa dan rakyat kecil. Timbul pertanyaan mampukah GAM melakukan tugasnya, apakah itu akan membawa perubahan dan sejauh mana ia akan terus bertahan melawan para pengambil kebijakan itu.

Aksi 20 november yang menolak kedatangan bush, harus berakhir cepat karena tawuran yang kembali terulang di kampus UNM parangtambung. Sebegitu bobrokkah sebagian mahasiswa yang ada....????hanya tau berkelahi dengan temannya sendiri lantaran persoalan yang sebenarnya bisa dibicarakan dengan kepala dingin, sejauh mana harga diri itu ia pertahankan lantaran karena sebuah pukulan. Apakah hanya itu yang bisa kita pikirkan, kenapa tak ada waktu untuk memikirkan kondisi bangsa yang semakin dizalimi, bukankah itu jauh lebih sakit kebanding sebuah pukulan. ”siri” bagi bugis makassar harus dipertaruhkan sekalipun dengan nyawa, lantas kenapa pelecehan terhadap mahasiswa sedikitpun tak ditanggapi, masih banyak yang harus kita renungkan tak sekedar memikirkan kapan tawuran...

Ketika aksi kemarin hanya ada beberapa mahasiswa yang ikut, dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang sedang tawuran di kampus sana. Bush telah menginjakkan kakinya di negara yang kita cintai, ia adalah penjahat bangsa yang seharusnya kita lawan, bukan malah berkelahi dengan saudara sendiri. Kedatangan bush menorehkan luka yang dalam bagi bumi pertiwi, tidakkah kedatangannya semakin memperburuk kondisi bangsa kita...dengan iming-iming hendak membantu kondisi bangsa yang sedang terpuruk, dengan janji investasi yang akan semakin memperbanyak utang dan bantuan-bantuan yang akan membuat mereka tunduk pada setiap perintah darinya.

Apakah kita tidak sedang terjajah????????

Sepenggal Kisah dari Pattunuang

Setiap melewati Kabupaten Maros Pangkep aku selalu terkagum-kagum dengan sederetan pegunungan yang masih hijau, keinginan untuk bertegur sapa tak pernah lekang dari angan. Aku selalu merindukan bersua dengan setiap makhluk yang menghuni kawasan ini. Gunung yang menjulang dan menyimpan berbagai kekayaan alam yang tak terhitung. Dari berbagai media aku tahu daerah tersebut mempunyai luas 43.750ha, dan 20.000 diantaranya dijadikan area Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Awal September, kawan-kawan dari korpala sibuk membuat Baliho, iseng-iseng aku mencari tau kegiatan apa yang akan mereka lakukan, diatara kesibukan warga PKM lainnya dengan rangkaian Dies Natalis ke 50 UNHAS. Caving Clinic yang diadakan bersamaan dengan puncak perayaan dies. Karena kegiatannya untuk umum, aku mendaftarkan diri menjadi salah seorang peserta, tapi belakangan aku tau kalo pesertanya hampir semuanya dari MAPALA kecuali aku dengan Ani dari Pers, tapi itu bukan halangan untuk ikut.
Jumat, 8 september, peserta yang berjumlah 26 orang dari berbagai MAPALA yang ada di makassar dan luar makassar meninggalkan kampus UNHAS dengan menggunakan 3 pete-pete ke kawasan Pattunuang Asue. Indahnya alam disekitar kami membuat perjalanan tak terasa. Berbagai perasaan bercampur baur, untuk pertama kalinya aku akan memasuki gua, yang selama ini aku sering dengar.
Matahari mulai sembunyi di balik gunung-gunung karst, ketika kami sampai di lokasi, rona kemerahan menyembul malu diantara pohon-pohon yang tumbuh menjulang. Lokasinya lumayan terpencil, hanya ada sebuah aliran air yang kecil, beberapa peserta langsung mengambil air minum dari sana. Aku jadi tau aku juga akan melakukan hal yang sama untuk minum. Kami berada di pinggir sebuah tebing, tenda didirikan diantara pohon-pohon kemiri. Cukup bagus untuk melindungi diri dari teriknya mentari kala siang.
Gelap mulai bertandang sayang ia tak bertahan lama, ada rembulan yang bersinar terang dihiasi taburan bintang dengan kemilaunya yang indah. Karena backgroundku bukan dari MAPALA banyak peralatan yang tak aku bawa, carrierku hanya diisi sleeping bag dan pakaian serta sedikit ransum. Panitia jadi satu-satunya harapan untuk numpang tidur, kemungkinan terburuk harus tidur di alam bebas. Salah satu peserta sendirian membangun tendanya, Ani dan Kasuari seorang mahasiswa UNISMUH mendekat setelah sedikit basa basi akhirnya meminta tumpangan untuk kami bertiga juga untuk memasak karena aku tak tau menggunakan kompor lapangan jadilah itu tugas dari Ammar dan Kasuari yang terakhir aku tau bernama HAjar. Selesai mengisi perut, panitia mendatangi tenda-tenda mengundang kami berdiskusi dengan dua orang dosen UNHAS. Sebenarnya sangat malas beranjak dari depan tenda, aku sangat suka tempatnya. Berada di alam terbuka dan menikmati keindahannya.
Dari materi itu aku tau ternyata kawasan pegunungan ini ternyata terdiri dari karst. Sebuah bentukan alam yang didominasi oleh larutan, batu kapur, gypsum dan salt. Kawasan karst Bantimurung Bulusaraung dianggap cukup unik karena terdiri dari tower-tower karts mulai yang kecil hingga tower besar, dan dianggap satu-satunya didunia. Kawasan karst bantimurung bulusaraung mempunyai banyak daya tarik, salah satunya peninggalan prasejarah yang belum terungkap, contoh kecil dapat dilihat pada gua leang-leang, gambar babi, perahu, tapak tangan yang semuanya sangat sederhana.
Banyaknya tanaman endemic yang banyak bermanfaat untuk manusia, diantara 199 pohon oleh Pak Imran (dosen Kehuatanan UNHAS) ditemukan 53 diantaranya berfungsi sebagai tanaman obat. Sayangnya karena tumbuh diatas karst, jadi membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh kembali, maka floranya diaggap tidak dapat diperbaharui. Hubungan antara flora dan fauna di luar gua dengan didalamnya sangat erat, ketika vegetasi diatas karst rusak maka didalam gua itu sendiri akan mengalami kehancuran, karena antara keduanya terdapat hubungan timbal balik.
Peserta dibagi 4 kelompok, yang berjumlah 8-9 orang. Masing-masing kelompok akan melakukan pemetaan. Aku dan kelompokku mendapat gua Tajjuddin. Jam 08.00 pagi kami semua telah siap dengan berbagai peralatan mulai dari rol meter, klinometer, kompas, peralatan SRT, jam tangan, termasuk senter yang wajib bagi tiap peserta. Kenalan dengan anggaota tim dan ternyata sangat kocak kecuali seorang Togar yang tak pernah tertawa, hanya sesungging senyum setiap guyongan dilontarkan Biku . Jarak antara base camp dengan gua cukup jauh, hampir sejam kami berjalan melintasi kebun, jalan raya dan hutan-hutan yang tidak terlalu lebat. Gua tajjuddin adalah salah satu gua horizontal vertical yang terletak di desa Samanggi. Selain melakukan pemetaan kami akan mencari hubungan hidrologi antara gua ini dengan gua saloaja. Dimulut gua kami menemukan aliran sungai pangia yang menghilang, dan dari peta sebuah sungai tiba-tiba muncul dari gua saloaja. Gambaran itu memperkuat kalau ada hubungan antara keduanya. Sebelum masuk ke mulut gua kami menerima materi pengantar tentang Maping dari Kak Halim, menurutku ini tak jauh beda ketika membuat peta pita. Untuk melakukan pemetaan kita harus membentuk stasiun, ada beberapa macam cara menentukan jarak antara stasiun satu dengan yang lainnya dilihat dari titik pandang.
Selain batu-batu sungai juga terdapat banyak ornamen gua yang sangat indah, beberapa flower stone, pilar, gorden, stalagnit, dan stalagtit menghiasi gua. Beberapa puluh meter berjalan kami menemukan sumuran gua dengan kedalaman 21 meter yang untuk turun kebawa harus menggunakan SRT. Aku sangat bersyukur pernah latihan beberapa kali ketika masih SMU. Aku meminta bantuan kak Sri, untuk memasang alat Bantu untuk turun, sangat ribet untukku, mulai dari berbagai macam carabiner, jummer, webbing dan peralatan lain yang tak aku tau namanya. Setelah Rama turun aku menyusul kemudian, tidak terlalu sukar untuk turun, bahkan lebih nyaman ketimbang berjalan, karena kita tak perlu mengeluarkan banyak tenaga. sampai dibawa setelah melepaskan diri dari tali, aku dan rama kembali berjalan dan menemukan ikan endemic gua yang meneurut rama tidak mempunyai mata. Warnanya juga putih karena pigmen kulitnya telah berkurang. Informasi lain yang aku dapat ternyata hampir semua hewan yang menghuni gua tidak mempunyai mata.
Aku dan Rama kembali ke sumuran tadi menunggu teman-teman yang lainnya turun dan melanjutkan perjalanan. Aku mengamati kondisi gua yang sangat kering, kemarau telah menguras air sungai pangia.melihat ke atap gua ada mulut lain, tapi sangat terjal dan susah untuk dilalui. Kami melanjutkan perjalan setelah semunya turun, dan tetap meneruskan pemetaan, berhenti di detiap stasiun untuk mengukur jarak, kemiringan, jarak stasiun dengan dinding kiri, kanan, atas dan bawahnya. Sekian meter berjalan kami kembali menemukan sisi vertical, jaraknya cukup pendek sekitar 5 meter tapi didasarnya sebuah cekukan air yang cukup dalam telah menanti. Jam 13.00 akhirnya kami sampai di ujung gua, yang ada adalah air yang tak mengalir, ada sekian banyak tumpukan kayu dan sampah yang menutup aliran air itu. Kami harus menunggu hingga jam 14.00 untuk menaburkan serbuk gergaji yang telah dibawa. sebenarnya sangat susah untuk mendapatkan serbuk gergaji itu sampai ke teman-teman di gua saloaja selain air yang tak mengalir , tumpukan sampah itu juga akan menghambatnya. Selesai menaburkannya, kami kembali berjalan sebelum cekukan air kami melakukan penghitungan debit air, tapi sangat tidak maksimal karena air yang tergenang jadi sangat susah untuk mendapatkan debit airnya.
Hawa dingin merasuk ke tulang-tulang menemani perjalanan kemulut gua. Lelah, bercampur bahagia melewati perjalanan tadi, dengan pakaian yang kotor dan basah kami kembali ke base camp untuk istirahat, masih ada gua lain yang harus kami masuki esok.
Hari kedua, seperti kemarin kami siap berangkat jam 08.00 pagi, ada dua gua yang harus kami masuki gua ……dan gua saleh. Dua kali melewati jalur yang sama karena kami bingung dengan jalur yang harus dilalui, pencarian jalan yang tak sia-sia, gunung karst yang sangat indah namun sepertinya tak aktif lagi. Bagian gunung yang sangat indah diluar ternyata tak dapat kami nikmati didalamnya, yang ada hanyalah reruntuhan atap gua, teras, jendela tak lagi dapat ditemukan, beberapa ornament bahkan telah patah dan rusak entah oleh perbuatan manusia atau oleh aktivitas alam itu sendiri. Sedih melihat kondisi alam yang semakin hancur, ada berapa orang yang mau peduli dengan kekayaan alam yang kita miliki.
Manusia hanya tau mengambil dan mengambil tanpa berpikir panjang untuk memelihara dan menjaganya, berapa tahun lagi bisa kita nikmati kalau tangan-tangan jahil terus merambahnya. Hutan adalah sumber kehidupan manusia, menyimpan berbagai kekayaan alam termasuk mensuplai air untuk digunakan manusia.
Kali ini perjalanan kami lebih santai dibandingkan hari pertama, karena tak ada lagi materi, tidak ada lagi pemetaan gua. Suasana riang terus menemani, kebersamaan yang tak mungkin bisa hilang begitu saja. Biku dari UIN masih sibuk dengan ngocolnya yang membuat perut kami kesakitan menahan tawa.
Ada dua gua yang kami masuki dengan kelebihan yang berbeda melihat mutiara gua, jendela, air mancur semuanya sangat indah dan membuatku terkagum-kagum akan karya yang tak bisa tertandingi, sayang manusia terlalu serakah dan tidak tau berterima kasih atas semua itu.
Hutan yang kami lewati tak terlalu lebat, sinar mentari menemani perjalanan kami kembali ke base camp dengan sekian cerita yang akan menjadi hadiah buat teman-teman yang ada di Makassar.

Thursday, November 16, 2006

ketika suara kami harus dibungkam

Rentetan masalah yang terus melanda kondisi pergerakan mahasiswa. apakah semangat mulai padam untuk memperjuangkan kebenaran yang kita yakini bersama. dan ketika kita tak lagi punya hak suara, karena hendak dimatikan oleh para pengambil kebijakan yang terhormat.apakah kita hanya akan terdiam dan membiarkannya tetap seperti itu.
Pencarian jati diri apa yang akan dilakukan kalo kita sudah tak lagi mampu mempertahankan keyakinan kita, atau mungkin memang ia telah hilang ditelan jargon-jargon kapitalis....

Perjuangan panjang mahasiswa ketika meruntuhkan orde baru apa mungkin akan menjadi tak berarti. Seperti apa langkah yang harus kita ambil saat ini, apa hanya diammmm melongo dan melihat semua itu dengan mata terbuka....

Dimana sisi kemahasiswaan kita, fungsi kita yang seharusnya ketika melihat kawan-kawan ketua BEM UNM harus diseret ke tahanan dari kampusnya sendiri bahkan dengan tindakan kekerasan, juga bagaimana kawan kita di sospol yang harus di skorsing bahkan ada yang diusulkan DO karena masalah pengkaderannya, atau juga mungkin kita masih ingat bagaimana kawan-kawan kita di Kehutanan yang harus di errorkan nilainya oleh para dosen yang terhormat hanya karena melakukan aksi.

Suara kita mulai dibungkam, kita diharuskan menjadi anak patuh dan hormat...sistem feodalisme sepertinya kembali diterapkan di bangsa ini.

Tak lama lagi kaum kapitalis akan bertepuk tangan dengan riuhnya, ketika melihat kampus juga telah berhasil ia raih, 2010 katanya semua kampus yang ada di Indonesi akan menjadi BHP, jadilah orang yang mengerti dirimu ketika tak bisa lagi kuliah diperguruan tinggi....sa jadi teringat ketika salah seorang dosen mengatakan "tau diriko...kalo memang tidak bisa" apa yang salah dengan keinginan itu.
Pemerintahkah yang harus disalahkan atau siapa....katanya pendidikan itu hak rakyat, lantas dimana letaknya kalo mulai diswastanisasikan.......?????????????????????

Wednesday, November 8, 2006

On Air CAKA FM

setelah beberapa lama mati suri akhirnya CAKA FM kembali mengudara sejak 6 november 2006. selamat dan sukses semoga senantiasa menjadi media perlawanan untuk menyerukan ketidakadilan yang sedang terjadi.

lama ngga ngisi blog. "TAKABBALALLAHU MINNA WAMINKUM" mohon maaf lahir batin.

Sunday, October 15, 2006

hero atau pecundang

Sedih bercampur gelisah melihat kondisi kemahasiswaan yang telah kehilangan “maha” nya. Ntah siapa yang telah membawa pergi...melihat mahasiswa sekarang dengan sebelum reformasi, jauh berbeda...bangku kuliah tak jauh beda dengan bangku sekolah dimana mahasiswa diharuskan patuh pada dosennya, menjadi mahasiswa yang baik dan penurut. Dan anehnya mahasiswa sepakat-sepakat saja dengan hal itu. Tuntutan untuk cepat selesai dan mencari pekerjaan menjadi alasan utama, pemenuhan kebutuhan hidup yang dipengaruhi habis-habisan oleh media, tentang bagaimana hidup.

Ada beberapa mahasiswa yang tinggal di kampus, mulai dari yang hedon menjadikan kampus sebagai tempat mejeng yang menarik, ada banyak orang yang akan melihat penampilan mereka, “pocci-pocci” tetap tak bisa hilang.

Ada juga mahasiswa yang bureng yang menganggap dirinya sebagai mahasiswa yang ideal, rajin masuk kuliah, kumpul tugas, dapat nilai yang baik dan dijadikan teladan para dosen. Sebagian merasa sok hebat dengan menjadi aktivis kampus, disini kemudian terpecah, ada beberapa yang akan menjadikannya batu loncatan untuk karier politik mereka. Mengandalkan nama organisasi dan kemudian lupa pada apa yang pernah dipegangnya ketika masih menjadi mahasiswa. Aku jadi teringat dengan tulisannya Gie yang ditinggalkan teman-temannya dan mendapat jabatan di dewan, semoga aku yang salah tanggap dengan hal ini, aktivis mahasiswa yang ada sekarang masih murni pada garis perjuangan. Aku juga pernah mendapatkan tokoh yang elalu muncul sebagai hero, menurutku ia selalu mencari bagaimana memperlihatkan taringnya,...he...seorang pahlawan tak pernah mengatakan kalo ia seorang pahlawan.

Adalagi cerita tentang organda yang banyak dijadikan batu loncatan untuk mendapat link dengan petinggi-petinggi pemerintahan. untuk apa...?apa agar bisa mendapat jabatan penting nantinya. pengkhianatan terbesar untuk organisasi ketika hal itu menjadi pilihan, dan bahkan untuk semuanya. yang ada adalah rasa sakit...dimana diskusi-diskusi tentang kemahasiswaan yang dilakukan selama ini. kegilaan akan jabatan membuatnya buta.

Sebelum organisasi itu terbentuk, kami sibuk dengan diskusi akan dibawa kemana organisasi itu nantinya. dengan semangat yang membara aku sepakat untuk ikut membangun organisasi itu. dengan harapan aku bisa memberikan sesuatu untuk tanah kelahiranku. terakhir aku hubungi ia hanya mengatakan rela LPJnya tidak diterima asal hubungannya dengan stakeholder berjalan lancar.

status mahasiswa bukan untuk dipermainkan begitu saja, ada amanah yang harus dipertanggungjawabkan.

selamat jalan

Untuk ia yang telah pergi...
(kelinci kecil)

Tak ada lagi teman kecil yang suka mengganggu ketika kami makan,
keluarga kecil yang kini telah pergi meninggalkan kami.
Sedih…tentu saja, dimanapun perpisahan adalah hal yang sangat menyakitkan.
Kemarin malam sebelum kepergiaanya kami masih sempat bermain di PKM.
Karena tak ada kerjaan dan Pers yang lagi sepi, jadinya aku, ilda dan ia keluar menghirup udara luar yang dingin. Tubuhnya yang putih bersih tak telah berubah, PKM lagi miiskin air…jadi wajar kalo beberapa hari ini ia tak pernah mandi.
Kulit putih yang bercampur debu. Sangat manis melihatnya bermain dengan kucing kecil temannya. Heran sekali…ia bisa bersahabat dengan kucing itu, sementara aku tetap takut pada bulu kucing.

Ia dengan bebas berlari dan melompat, sesekali mendekat di tangga. Aku tahu ia ingin turun kehalaman, tapi takut turun tangga. Kali ini ia tak selincah tadi, takut jatuh membuatnya berjalan merangkak, mendekati tangga.

Kini ia tak ada lagi, hari ini tak ada senyum dari wajah sang pemilik, sebuah tulisan di terror tentang kepedihan menyadarkanku betapa ilda sangat menyayangi sahabat kecilnya. Aku tau ilda sangat menyayanginya. Ia memang sangat lucu, bukan hanya buat kami anak pers, tapi ia juga sering bermain dengan beberapa anak UKM lain.

Selamat jalan putih…aku lebih suka memanggilnya putih, sementara yang lain memanggilnya “lebu” karena tubuhnya yang bulat. Tak lagi ada teman bermain, ia kini telah terbaring damai di belakang PKM 2.

Selamat jalan kawan, masih kuingat ketika penghuni UKPM mengajarimu tentang hidup, mengajakmu diskusi, walau itu adalah ceramah tak berguna…karena kami tau engkau tak akan mengerti.

Untuk saudaraku..perpisahan mengajarkan kita akan tidak kekalnya dunia. Hidup sangatlah singkat, lahir…hidup dan mati. Hal yang samapun akan kita jalani bila tiba waktunya nanti.

Ganti mendung di wajahmu, matahari masih bersinar esok kawan.

Saturday, October 14, 2006

orang miskin dilarang...

"Jadi orang miskin harus tau diri...Aku tak akan lupa perkataan seseorang yang buatku terpelajar. Aku medengarnya ketika suatu hari bertandang kerumahnya, ia marah pada pembantunya. Ntah apa sebabnya, mungkin saja karena lamban mengerjakan pekerjaannya. Tapi apa yang salah...
Orang miskin dilarang sekolah...
Apakah aku juga harus tau diri untuk tak menikmati bangku perguruan tinggi yang kata mereka sangat hebat. Itu salah besar, seperti apa
yang dikatakan seseorang yang menganggapku pembangkang. Aku tak boleh sekolah, aku harusnya tinggal di rumah dan menjadi anak yang baik dan penurut.

Tak ada yang berhak melarangku sekolah. Apalagi seseorang yang tak punya hak atas diriku. Aku yang berkuasa atas diriku, tidak ia atau siapapun. Heran juga...bundaku saja tak melarangku, hanya memberiku syarat untuk mandiri. Aku sadar sepenuhnya, orang tuaku tak akan mampu membayar uang kuliah dan biaya hidupku. Tapi aku yakin aku akan punya jalan untuk itu. Aku ingin siapapun tau, bahwa sekolah, sehat itu bukan hanya hak sekelompok orang, wlau aku sadar sepenuhnya, bentukan media tentang pergaulan, perguruan tinggi yang dibuat semewah mungkin untuk pemilik modal atau rumah sakit yang juga tak mau kalah membuat kaum miskin tak berani menginjakknya, bahkan berpikiran kesanapun tidak.

Menurut birokrat UNHAS ketika wawancara tentang BHP siapapun berhak kuliah di UNHAS, kalo ia orang tak mampu tapi pintar, ia bisa kuliah dengan adanya subsidi silang. Pertanyaan yang muncul dikepalaku, seberapa besar kaum miskin yang bisa memperlihatkan kepintarannya. Bagaimana bisa mereka melalui jenjang pendidikan itu ketika semua tak berpihak padanya. Biaya sekolah yang semakin membumbung tinggi, tak kalah bedanya dengan harga sembako dan bahkan lebih tak bisa dijangkau. Bagaimana mereka mau serius belajar sedang perut melilit minta diisi, atau ketika ikebutuhan lainnya lebih mendesak, tak ada buku, listrik, rumah....tinggal dijalanan.
Tak semua anak jalanan nakal, dan aku yakin mereka jauh lebih kuat, lebih pintar dibanding anaik-anak mall yang hedon dan katanya gaul. Miskin membuat kita lebih survive, hidup seadanya, bahkan tanpa makanan.

Keheranan terus ada dibenakku, kenapa citra harus selalu dilihat dari penampilan fisik, tidakkah penampilan fisik seorang wanita lebih menarik perhatian lelaki hidung belang, lantas wajah Universitas yang semakin menterang akan dilihat oleh siapa... masyarakat miskin di Indonesia jauh lebih banyak kebanding yang kaya, lantas apa universitas ini dibuat untuk mereka. Siapa yang mau mendekat, ketika melihat penampilan yang justru membuat kita ketakutan, karena disana ada sekat yang sangat tebal. Ada wajah-wjah menyeramkan yang siap menelan kita. Tak ada keramahan, yang ada kepahitan hidup ketika semua harus dinilai dengan uang.

Uang bukan segalanya, kecantikan luar bahkan tak ada artinya, semua itu untuk apa, kalo generasi penerus bangsa ini tak lagi bisa bermain dirumahnya sendiri. Mereka harus menjadi anak tiri yang patuh dan tersakiti.

Orang miskin dilarang sakit...
Jangan pernah sakit karena engkau akan memperparah penyakitmu di rumah sakit. Subsidi BBM yang diagung-agungkan akan membantu orangmiskin toh tak punya pengaruh yang besar, berapa banyak masyarakat miskin yang menerima bantuan subsidi itu, seberapa banyak anak sekolah yang harus berhenti karena tak lagi mampu menahan ongkos transport, beli buku, bayar SPP dan hal lain. Beasiswa yang diberikan tak akan mencukupi. Itu tak berarti apa-apa dibandingkan kebutuhan yang terlalu banyak. Ketika aku sakit dan ke puskesmas untuk berobat, aku harus tahan dengan muka judes dari orang puskesmas, atau ketika aku jalan-jalan kerumah sakit dan melihat pengguna JPS yang harus tersiksa mengurus sana-sini untuk bisa mendapat pelayanan, tapi apa yang mereka dapatkan tak sama dengan pasien umum.
Dosenku pernah mengatakan yang beda adalah fasilitas pelengkap yang diberikan, tapi toh kenyataan yang harus diterima dilapangan tak sama.
Aku teringat ketika ayahanda tercinta ketika sakit, keluargaku yang kebetulan dokter malah mencibir dan menertawai kami. Hingga akhirnya aku harus kehilangan seorang sosok ayah.

Aku kadang berpikir dimana rasa kemanusiaan yang mereka miliki, rumah sakit mempunyai tugas sosial untuk semua kalangan, tapi yang sekarang mulai dikotak-kotakkan, hanya untuk segelintir orang, dan hanya untuk oranmg-orang berduit. Kemarin Pak Kausan selama beberapa hari harus terbaring di UGD hanya karena belum mebayar 2,5 juta untuk sepotong besi yang ada di rahangnya. Lantas pemerintah kemana...ternyata tak semua biaya rumah sakit dibebaskan, tak semua obat bisa digratiskan.
Makanya jadi orang miskin harus bisa jaga diri jangan sakit dan jangan berani memdekati sekolah karena ia akan menghabisimu...........................

Tuesday, October 10, 2006

tersenyumlah...

"Hei...lagi ada masalah ya...kamu cerita dong, jangan menyendiri disitu. Katanya kedinginan, kok sekarang malah duduk diluar.ayo keatas disini dingin banget"ajak seorang teman ketika menikmati malam di tepi danau.

Aku hanya ingin sendiri, merasakan keindahan bulan yang sedang bercermin pada air danau yang telah menghijau,ntah karena semakin berkurang airnya ato karena limbah rumah sakit. Tapi danau bagiku tetap sebuah tempat yang selalu memberiku ketenangan. air selalu mampu memberi ketenangan, perpaduan yang indah, air, tanaman hijau, bulan dan cahaya rumah sakit yang sangat mewah. Sayang rumah sakit itu terlalu menyeramkan untukku.

Aku tetap sendiri, menikmati segelas teh manis yang kini mulai dingin. kunikmati tanpa pernah merasa bosan bulan yang menari-nari diatas air.Indah...sangat indah hingga membuatku malas beranjak dari tempat dudukku. aku masih ingin disini, hingga seorang teman datang dan mengajakku kembali kerumahku. Melihatku yang tak bergerak ia akhirnya memilih duduk didekatku.

"Apa yang sedang engkau pikirkan..."
"Terlalu banyak..."
"Dalam hidup kita memang selalu dihadapkan pada berbagai masalah, dan kita tak bisa melepaskan diri. Smuanya selalu berhikmah bukan...!!!!!!!!!!!"
"yup...aku tahu, aku juga tak akan lupa kalo kita harus tersenyum menghadapi semuanya..."

Ia berkata aku seorang perempuan yang luar biasa. Dimana letak keluarbiasaan itu...???Bukankah aku selalu bercerita padanya tentang kepahitan hidup. tentang perjalanan yang melelahkan dan ia dengan setia mendengar setiap ceritaku, memberi semangat dan mengajakku tersenyum.

Aku selalu rindu danau itu
Pada air yang tetap tenang
Pada bulan yang menawan
Pada kawan yang selalu tersenyum

cinta lagi

Pusing...kalo orang udah bahas pacaran, setiap hari aku mendengar kata-kata pacar dan jatuh cinta, sakit hati. Aku kadang berpikir perjalanan pacaran itu seperti sebuah lingkaran.

cinta tak harus diungkap lewat tulisan
juga lisan
karena ia tak terukur
jangan merajuk dan merayu
karena cinta adalah bahasa hati

Monday, October 9, 2006

tentang pacaran dan cinta

Aku bosan mendengar ketika anak-anak di UKPM bertanya tentang pacar. Kenapa ketika kita terus terlihat sendirian pertanyaan itu muncul terus...jawaban malas pacaran terus aku kumandangkan, mo gimana lagi, aku emang udah janji ngga mo pacaran. Trus ketika itu jawabannya, pertanyaan selanjutnya emangnya pernah broken heart. Ngga tuh, aku ngga perlu patah hati, apalagi sampai jatuh dan ngga bangun lagi. untuk orang yang dekat ama aku, pasti ngerti kenapa aku ngga bisa pacaran. jawaban paling pasti...selain pacaran emang ngga dibolehin, aku juga kasian kalo punya pacar, soalnya susah banget ninggalin UKPM plus aku juga harus nyari uang untuk hidupku kan. so...hampir ngga ada waktu nih.

Satu lagi, cinta untukku ngga harus diungkapin lewat pacaran, bahkan aku kadang berpikir ketika pacaran aku belum bisa tau pasti apa itu betul-betul murni sebuah cinta. aku terus berpikir cinta itu seperti apa...gimana menurut orang lain...???apa pandangan kita bisa bertemu. cinta untukku ngga harus memiliki, karena meliat kebahagian orang yang kita cintai akan jauh lebih berarti.
cinta adalah bahasa hati dan biarkan ia membahasakannya sendiri.

pusing....
aku juga....
bukankah kita terus dalam titik pencarian.
dan semoga akan ada ruang untuk bersama, berbagi...

UKPM lagi sepi, semuanya pada sibuk...
aku harus berbahagia dengan kesendirian.

Saturday, October 7, 2006

purnama

purnama indah banget, sayang ngga ada teman menikmatinya... payah anak UKPM lagi sibuk, padahal baca puisi tiap purnama asyik banget.
mungkin juga kelelahan setelah buka puasa bersama d rumah niar, sayang sebagian buka di hotel... jadinya ngga lengkap.
perbedaan emang indah, syiah-sunni ngga ada masalah untuk kami, toh kami semua berasal dari tempat yang berbeda, background awal yang tak sama. HMI,Kammi, PMII, FMD, dan organisasi extra lainnya ada, bahkan yang murni belajar menulis juga ada. ngga ada masalah dengan semua itu. kami bersaudara dan perbedaan itu menyatukan kami. warna yang indah bukan.
dua hari aku ngga menjenguk pak kausan, bukannya malas, aku dua hari ini ngga enak badan, semoga tiphoid ngga akan menggangguku lagi. cukup biaya magangku yang aku pikir. pusing juga mo kerja apa....uang dah sekarat (tapi aku kan emang ngga pernah punya uang) he...jadi sebenarnya ngga usah pusing memikirkannya.
aku pengen banget nikmati purnama...merenung setiap langkah ayang aku lewati, beberapa ramadhan telah akulewati disini, setiap langkah adaka berarti, aku kadang merasa sangat hancur. tak ada sesuatu yang berarti yang tela kuperbuat.......

Thursday, October 5, 2006

buka bersama di rumah pelangi


indahnya kebersamaan...
setiap orang mempunyai titik kebahagian yang berbeda, tetapi aku yakin saudaraku, ini puasa terindah yang kita lalui. kesederhanaan tak pernah jadi masalah buat kita. walaupun beberapa kali kita berkata UKPM adalah UKM termiskin di PKM...he...he...aku tak setuju dengan kata-kata itu. bukankah kebahagian bukan dilihat dari apa yang kita makan atau apa yang kita miliki. seperangkat komputer minus printer dengan sebuah ruangan yang kadang tak memuat kita semua, warna yang berbeda, tapi disitulah letak kebahagian kita. warna yang kita miliki bukan alasan perpecahan tapi justru membuat kita satu dalam sebuah pelangi yang indah.

untuk kak yati sorri banget, aku ngga tau kalo kita ternyata kakakku, syukur banget kalo abiz lebaran akan kembali ke rumah kecilta' aku akan menanti saat itu tiba. jumat kemarin kami buat acara buka puasa bersama dengan senior bede' kata yang lain, tapi aku lebih suka kata kakak (kita bersaudara kan dan lahir dari tempat yang sama) banyak yang hadir kak arqam, bang yoefals, kak bahar...n yang lain. ada juga kak sulvi dari soroako cerita banyak tentang UKPM yang semakin rame dan sibuk...
eitz untuk radio kemarin udah sempat naik, tapi dengan sangat terpaksa harus turun kembali karena ada alat yang harus diganti, tapi janji kami akan kembali mengudara bulan puasa ini. soalnya radio salah satu media perlawanan yang harus ada...

ada banyak kegiatan yang kami lakukan setiap harinya, ada agenda rutin yang berjalan mulai dari

  1. diskusi wacana hari senin
  2. sekolah menulis hari selasa
  3. english meeting hari rabu
  4. rapat redaksi hari kamis
  5. rapat pengurus jumat
  6. sabtu direncanakan sekolah investigasi
  7. minggu libur

Wednesday, October 4, 2006

green comunity

Sebuah lokasi yang luasnya kira-kira 2 hektar dipinggir danau UNHAS menjadi tempat pembibitan tanaman yang beberapa diantaranya endemik sulsel. Komunitas yang penghuninya dari berbagai kalangan mulai dari alumni UNHAS hingga mahasiswa, beberapa diantaranya mahasiswa luar unhas. Aku senang berada di tempat itu, gimana ngga menikmati danau UNHAS dari sebuah bangku-bangku sedang disampingnya tanaman yang hijau subur terhampar. menjadi seorang petani di tengah UNHAS yang penuh dengan berbagai trend mulai dari hedonis hingga yang mengaku aktivis kampus.

Hebat juga mereka, aku tahu ini adalah sebah proyek yang di sponsori oleh Bank Panin. Aku tak mau peduli dengan berapa dana yang mereka miliki, tapi paling tidak ini akan membantu penhijauan-penhijauan baik di lingkungan kampus UNHAS ataupun di luar dari kampus ini.

Kondisi negeri sedang sekarat, aku pikir ibu pertiwi sedang menangis dirinya diluluhlantahkan oleh anak manusia yang ngga sadar akan adanya kehancuran akibat ulah mereka ini. Alam selalu mencari titik keseimbangannya, ia beberapa kejadian tak mampu menyadarkan manusia, menurutku ini tetap ulah kapitalis yang selalu mengharapkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

So....kapitalis itu sadis banget.

Tuesday, October 3, 2006

sakit hati...

Kemarin malam aku ke RS Wahidin bareng penghuni UKPM plus kak rega, kak fathul n alfa. tujuannya untuk menjenguk Pak Kausan. sedih, bercampur kecewa, prihatin plus amarah yang hampir tak tertahan. aku benci rumah sakit, aku sakit hati, kenapa kehidupan ini sangat kejam. Ceritanya gini, kalo ngga salah sabtu kemarin Pak Kausan ditikam oleh sesamanya tukang becak di pintu nol (jalan poltek). Lukanya sangat parah sampai harus di operasi, tapi paling tidak nyawanya masih terselamatkan
(makasih Tuhan) miskin harus membuat semuanya berbeda dan persaudaraan kadang tak diperhitungkan lagi, kita sama-sama butuh makan. Aku bingung mo menyalahkan sang penikam, tapi disisi lain aku sadar ada kondisi tertentu ketika lapar menyerang dan membuat kita lupa segalanya.

Aku sadar sang pelaku juga butuh makan, dan ia sedang memperjuangkan hidupnya, walau harus mengorbankan orang lain, lantas....gimana ini.

Ada sakit yang sangat menyayat melihat istrinya yang buta dengan setia menemani sang suami yang tak berdaya. tubuh yang membengkak, alat kateter, jarum infus dan tubuh yang gemetaran menahan dingin, aku ingat ruangan ini sangat mewah untuk orang miskin dengan AC yang hampir membunuh.

Rumah sakit sebuah gedung yang seharusnya penyelamat kehidupan setiap manusia, tetapi kemudian harus dikomodir untuk tujuan bisnis. Gimana tidak, masuk ruang parkir harus membayar uang parkir sekian rupiah perjamnya (apa bedanya dengan mall). Rumah sakit bukan hanya untuk orang kaya pak. Aku ingin menangis melihat istrinya yang belum makan padahal jarum jam sudah menunjukkan angka 9, dari pengakuanya ia hanya memakan sisa bubur sang suami.

Tangannya dengan lembut membelai sang suami, sambil bercerita pada kami tentang perlakuan yang diterima di rumah sakit. Tentang dokter yang berkata "andai aku tahu kamu tidak punya uang, maka tak akan ada besi dalam rahang suamimu, atau petugas administrasi yang terus menerus menagih uang 2,5 juta itu, sementara harga obat yang harus ditebus setiap hari seratusan, tentang isi rumahnya yang telah habis terjual untuk membeli obat. Suaminya yang tulang punggung keluarga.

Aku teringat senyuman yang beliau berikan setiap bertemu ketika menyapu halaman rektorat, atau ketika ia mengayuh nasibnya dengan sebuah becak tua di pintu nol.
ketika aku ke mall dengan kak akel, abang dan aco beberapa hari yang lalu, abang berkata negara baik-baik saja, masyarakat masih sibuk dengan belanjaan mereka, menikmati hidangan kaum kapitalis. Tidak ada masalah, hanya kami yang senatiasa pusing memikirkan kehidupan ini, bahaya kapitalis, pembodohan yang dilakukan, BHP yang merambah kampus. dan sebuah bukti kesakitan negara liatlah cerita Pak Kausan. atau betapa menyedihkannya hidup ketika melihat mereka suami istri itu di Rumah sakit sana.

Sunday, September 24, 2006

lewati ramadhan dirumah pelangi

alhamdulillah...aku bisa merasakan nikmatnya ramadhan bersama keluarga kecilku.
indahnya ramdhan juga tak dilewatkan, penghuni UKPM. suasana yang damai menyelimuti kami, walau aroma diskusi khas UKPM tak juga terganti seperti ceramah tarwih biasa. beberapa mengatakan kita islam yang moderat. tidak harus membebek pada kesadaran massa kalo seblum tarwih harus diisi ceramah. nah ceramahnya diganti jadi diskusi seputar islam yang lebih menyenangkan dan tanpa batas waktu setelah itu dilanjutkan salat tarwih bersama.
nyesal deh anak UKPMyang ngga ngumpul di pkm.
tau ngga ba'da azar nanti kami mo belajar tajwid , rencananya sih mo bedah ayat qur'an gitu, tapi berhubung masih banyak yang baca qur'annya ngadat jadi belajar tajwid aja dulu.

kemarin sebelum puasa aku udah sedih abis ngebayangin puasa pertama di makassar n' ngga bersama orang tuaku. sampe aku mo nangis. untung ngga jadi nagisnya cozz kalo ngga aku bakalan nyesal kaya'nya. aku cerita ya..sabtu sore kita udah rapat gimana sahurnya bentar. alhasil ilda mo nanggung dananya. syukur banget. tapi setelah itu ilda dijempuat ama temannya, jadinya kami kebingunan, uang ngga ada padahal udah mo belanja kepasar nih. angka 8 telah berlalu ilda belum juga nongol, padahal dari tadi sudah dikirmkan pesan singkat untuk cepat kembali. jalanan macet skali katanya, sekarang udah 9 lewat, akhirnya alfa jadi pilihan satusatunya untuk belanja. aku, abang, kak akel ama aco berangkat kesana , jalanan asih saja ramai begitu juga di alfa. penampilan ala hedonis tmpak disana kecuali kami tentunya yang cuek bebk, bodoh amat toh mereka tak mengenaliku. berdebat mo beli apa, mulai dari jumlah ayam, pengunjung lainya heran ketika salah satu diantara kami mengatakan ayamnya cukup seekor saja, karena ada kucing yang akan memaninya. terus ambil bumbu dan ini pertama kalinya ku belanja bumbu dapur loh di mall, jadinya ngga tau kalo harus ditimbang berat barangnya. sori kak akel karena harus rela dimarahi kasirnya.
sampai di pkm kami salat tarwih bersama. ada kak doel yang datang tapi ngga ikut salat sepertinya sangat lelah sepulang dari kantor.
kami bagdang menunggu sahur, tentu dengan memsak, aku, ilda ama kak elu. pkm sedang sepi banyak yang pulang kampung, suara ribut selain terdengar dari pers juga dari SAR.
seusai salat subuh kami melanjutkan dengan tidur sampe poge'...
marhaban ya ramdhan walau udah lewat satu hari. berpuasa membuat kita belajar menjaga diri.

Wednesday, September 20, 2006

habis begadang

jadi mahasiswa yang baik minggu ini , setelah 3 minggu pertama ngga masuk kuliah. beberapa malam aku begadang terus, tidur jam 3an membuat kepala pusing. kemarin aku ngga ikut english meeting, sori ya wan, aku harus kejar tugas. Amming ama kurnia juga sibuk dengan tugas mereka, selain dari dosen tugas dari himpunan juga menunggu mereka. semuanya akan berlalu. kak as'ada ama kak ded ngga tau kenapa ngga pernah nongol hari ini. kami rindu guyonganmu, kak as'ad udah kembali ke asal, pertama sampai dari lokasi KKN ia jaim banget (ngga perlu begitu bro, atau kaget dapat suasana baru, UKPM dihuni oleh cewek-cewek.
untuk kak Firman yang telah kembali, aku akan sangat merindukanmu ...aku yakin yang lain juga. aku merasa kehilangan. seuntai doa semoga tercapai citanya dan mengunjungi rumah pelangi. aku banyak kehilangan orang minggu ini. tapi mo gimana lagi, hidup memang seperti itu datang dan pergi tanpa kita kehendaki.
penghuni sahabat yang lagi kekurangan air, he...kak cia maksudnya, UKPM siap fasilitasi, yang jelas sepanci nasi goreng untuk kami semua, ada amming dan kurnia yang siap mengantarkan, kalo perlu pake si komo untuk ngantar.
tugas....banyak banget, besok aku bisa tenang lagi sampe minggu.

habis begadang

jadi mahasiswa yang baik minggu ini , setelah 3 minggu pertama ngga masuk kuliah. beberapa malam aku begadang terus, tidur jam 3an membuat kepala pusing. kemarin aku ngga ikut english meeting, sori ya wan, aku harus kejar tugas. Amming ama kurnia juga sibuk dengan tugas mereka, selain dari dosen tugas dari himpunan juga menunggu mereka. semuanya akan berlalu. kak as'ada ama kak ded ngga tau kenapa ngga pernah nongol hari ini. kami rindu guyonganmu, kak as'ad udah kembali ke asal, pertama sampai dari lokasi KKN ia jaim banget (ngga perlu begitu bro, atau kaget dapat suasana baru, UKPM dihuni oleh cewek-cewek.
untuk kak Firman yang telah kembali, aku akan sangat merindukanmu ...aku yakin yang lain juga. aku merasa kehilangan. seuntai doa semoga tercapai citanya dan mengunjungi rumah pelangi. aku banyak kehilangan orang minggu ini. tapi mo gimana lagi, hidup memang seperti itu datang dan pergi tanpa kita kehendaki.
penghuni sahabat yang lagi kekurangan air, he...kak cia maksudnya, UKPM siap fasilitasi, yang jelas sepanci nasi goreng untuk kami semua, ada amming dan kurnia yang siap mengantarkan, kalo perlu pake si komo untuk ngantar.
tugas....banyak banget, besok aku bisa tenang lagi sampe minggu.

Tuesday, September 19, 2006

sekolah menulis

kemarin setelah ikut pelatihan radio komunitas di PKP aku ama Acho mencari saudara2ku yang sedang sekolah menulis di kawasan danau UNHAS. dibelakang PKP ketemu ama kak ochank yang juga lagi mencari mereka, katanya udah mutar-mutar dari tadi tapi ngga ketemu. ternyata mereka lagi menikmati gedung baru di samping danau yang katanya bernama gedung ipteks, ntah kenapa namanya seperti itu, aku heran gimana nanti jadinya. gedungnya cukup wah dengan cat warna warni seperti pelangi, dengan tegel yang licin mengkilap. kak ochank ternyata hanya sebentar, setelah sampai ia langsung pamit mo berangkat ke jakarta. selamat tinggal kanda, kita tak perlu salaman lagi, aku yakin akan ada pertemuan selanjutnya (kalo umur kita panjang). kaka dedi menyuruh kita observasi danau, aku mencari tempat yang tenang tentu di tengah danau (maksudnya pulau kecil itu) dari sana aku bisa melihat sekelilingkjku.

Monday, September 18, 2006

sepi, sedih yang setia

sebelum melanjutkan catatan perjalanan caving clinic 2 dan seterusnya, biarkan aku bercerita tentang hidup yang sangat rumit.
Adakah sebuah kesedihan ketika semuanya harus berganti ,
Setiap orang yang dekat denganku memintaku untuk tetap tegar menjalani setiap perjalanan yang memang harus kulalui.
Selalu ada pertanyaan apa aku mampu melewatinya…???ntahlah aku sendiri tak pernah tau, dan bisa menjawabnya, karena memang semuanya hanya bisa dijalani tanpa pernah tau apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa bermimpi, setiap saat…mimpi memang sangat indah namun kadang menyakitkan untukku.
Ada lelah dalam lelah, aku tak tau apa aku orang yang tak tau mengucap syukur. Aku telah diberi hidup…tapi kelelahan dengan setia menemani hari-hariku.
Kesedihan yang tak mau lekang, betul yang dibilang Amming, aku suka mengeluh. Lantas apa yang harus aku perbuat. Aku betul-betul tak mampu melewati semuanya. Sangat menyakitkan. Ketika kita berada pada lingkungan yang seakan tak dikenali. Setiap berada di fakultasku tak jarang aku merasa sendiri, kadang aku berpikir kenapa teman-temanku tidak mau mengerti keadaanku.
Pertama masuk kuliah semester ini , ada banyak tugas yang telah menantiku, namun karena keuanganku telah sekarat dan mati, aku tak mengerjakan tugas itu, karena untuk mencarinya aku harus ke warnet, dan juga punya buku. Tapi aku tak punya semua itu, jadila aku seorang pemalas dimata teman-temanku. Aku tak mementingkan kuliahku, aku hanya seorang aktivis gadungan, apa itu benar. Aku bukan seorang aktivis, juga seorang yang bureng. Aku hanya mencari hidup yang sesungguhnya, mencari diriku. Apa aku sedang kehilangan arah, atau aku seorang yang broken home, karena sekelumit masalah keluargaku yang tak mampu aku lalui. Aku sendiri…aku selalu dianggap kuat, tegar, walau sesungguhnya aku tak memiliki. Ketegaran apa yang aku miliki, toh aku tetap seorang dini yang suka menangis dan mengaku lelah. Kekuatan apa yang aku punya diantara tangisan tanpa bisa berbuat apapun.
Kenapa aku harus tersudutkan dengan kondisiku. Apa itu hanya perasaanku saja. hik…hik…hik…kemarin beberapa kali aku menangis, apa itu hal yang wajar. Atau aku yang terlalu cengeng.
Kapan kata-kata pusing akan mengghilang dari pikiranku, “aku stress”, atau “aku lelah” sering aku ucapkan, sungguh tak sedikitpun kata itu aku suka. Menyakitkan,
Aku berpikir aku adalah seorang pengecut, aku tak bisa berbuat apa-apa.
Cinta…aku tak tau kapan merasakannya, setiap aku menyukai aku harus sadar, aku tak punya waktu untuk memikirkannya. Aku hanya akan menyakiti dengan kesibukanku, juga satu hal bukankah pacaran itu tidak ada dalam islam.
Untuk seseorang yang pernah dekat dan menemani hari-hariku, aku mohon jangan membuatku mengingat semuanya. Sulit untuk kembali, kita mempunyai jalan yang berbeda, aku ingin menjadi diriku yang sekarang. Terima kasih untuk cinta.
Untuk yang setia menemani dan mendengarkan setiap ceritaku, pertemuan ini memang indah, terima kasih telah berbagi denganku. Biarkan semuanya berjalan apa adanya. Cinta akan mengalir dengan sendirinya tanpa kita sadari. Biarkan aku tetap mencinta dan menyayangi.

Monday, September 11, 2006

caving clinic

ketika keluarga kecilku di UKPM sibuk dengan UNHAS EXPO, aku memilih untuk ikut kegiatan teman-teman di korpala. keinginanku untuk susur gua tidak bisa ditahan lagi, akhirnya aku bertanya pada kak alan yang kebetulan jadi ketua panitia.
malam jum'at ketika ana'2 mempersiapkan bahan pameran sampe subuh, tak aku temani (maafkan aku saudaraku, aku butuh istirahat cukup setelah kemarin malam begadang sampe pagi mengerjakan tugasku tapi toh ternyata aku tak kuat ke kampus. pusing bercampur mual, setelah begadang semalaman tanpa air minum, dan seorang teman. cukup menyedihkan tapi membuatku bisa konsen. makanan yang diberikan anak korpala tak bisa aku sentuh, entah selera makanku menghilang kemana. perutku hanya diisi segelas energen (makasih energennya ya Panji, sering-sering aja membawakan kami). lanjut cerita pagi-pagi semua udah bangun dan membawa mading caka, BBB, buku-buku, juga gambar che guevara yang tak mau sendirian di UKPM. ia melahirkan subuhnya dan tatapannya membuat kami harus membawanya.
menjelang jam 11 aku kembali ke UKPM, aku belum mempersiapkan barang-barang yang hendak aku bawa. pusing juga ini pertama kalinya aku susur gua, aku tak tau bawa apa, jadinya teman-teman korpala harus meladeni setiap pertanyaanku (makasih ya, terutama untuk kak laga atas SB dan sepatu boatnya, persis banget lo dikakiku, trus untuk kak alan ama yang lain) tak lupa juga untuk arni yang rela membawakanku ranselnya.
janji berangkat jam 2, akhirnya molor, peserta yang belum datang, juga mobilnya membuat kita terlambat ke lokasi.
berangkat sekitar jam 4 sore dengan 3 pete-pete. selain aku ada juga ani dari pers. yang lainya pesertanya dari MAPALA makassar, juga 6 orang dari pare. sampai di lokasi matahari mulai meninggalkan peraduannya. aku ama ani tak punya tenda, janji panitia untuk menyiapkan tenda menjadi pegangan kami akan mendapatkan tempat tidur. kenalan dengan peserta, ternyata selain aku ada juga kasuari yang tak punya tenda. emh...gimana ya...? seorang peserta cowok sibuk mendirikan tendanya sendirian, akhirnya kami mendekat padanya dan meminta tumpangan. iya bersedia dengan syarat kami harus rela berdesak-desakan. itu bukan masalah kan. ternyata ia bernama Ammar dari teknik sipil politeknik, juniornya anja.
kami memasak bareng, karena aku tak tau gimana menggunakan kompor lapangan dan nesting jadilah itu tugas kasuari dan Ammar, aku ama ani membantu mengambilkan air dan cuci piring.
selesai makan kami harus breafing tentang kegiatan esok hari, mulai dari pembagian anggota kelompoknya, pendamping dan gua mana yang akan kami kunjungi. setelah itu dilanjutkan dengan materi tentang batuan karst dan fauna yang terdapat di taman nasional bantimurung bulusaraung. materinya sebenarnya menarik, tapi aku tidak punya dasar pengetahuan tentang istilah-istilah yang disebutkan karena aku bukan dari MAPALA. materinya tidak berlangsung lama karena pemateri yang juga dosen UNHAS buru-buru pulang (terlambat datang sih). breafing dilanjutkan kembali dan setelah itu kami harus istirahat.

Wednesday, September 6, 2006

pusing....

kuliah mulai lagi, aku harus belajar keras semester ini. aku sebenarnya sangat puas dengan nilai yang aku dapatkan karena dengan kondisi yang sangat tidak memungkinkan nilaiku tidak anjlok. walau aku tau untuk teman-temanku aku orang yang paling hancur mungkin. aku tak bermaksud membela diri kalo bukan kesibukanku diorganisasi yang menghambat pembelajaranku, tapi karena aku tak pernah mempunyai fasilitas yang seperti teman lain miliki.
apa aku harus bersedih karena itu, kan tidak. makasih banyak untuk keluarga kecilku di UKPM. juga untuk sahabat-sahabatku, maafkan aku yang tak lagi bisa bersama kalian. rindu akan tetap ada untukmu.
kemarin aku habis pulkam, ada sedikit cerita yang aku dapat dari rumah sakit. anak tetanggaku masuk rumah sakit, kena diare. kasian banget umurnya baru 6 bulan. inti ceritanya bukan disitu, tapi perbedaan pelayanan yang diterima antara pasien umum dengan peserta askes gakin. untung saja tetanggaku pasien umum, jadi ia mendapat pelayanan yang cukup baik.pertama masuk kamarnya didapatinya seorang pasien lain, tapi kemudian dipindahkan oleh petugas disana. menurut cerita ibu yang dipindahkan itu untuk ketiga kalinya berpindah tempat. akhirnya kamar yang ditempatinya padat dengan pasien. kamar yang seharunya untuk tiga pasien harus ditempati oleh lima pasien, belum lagi keluarga mereka ditambah tangisan bayi yang kesakitan, pelayanan yang tidak memadai. sangat menyedihkan. aku sangat heran, biaya untuk pengguna JPS ato askes gakin kan pemerintah, trus apa hubungan dengan pelayanan yang mereka dapatkan sementara pihak rumah sakit tidak menderita kerugian apapun karena adanya pasien JPS.

Saturday, August 19, 2006

hari terakhir

apa yang hendak aku katakan, cukup lama aku ngga ngisi blogku, maafkan aku. rumah kecil kita membuatku betah tak beranjak dari PKM. aku selalu punya kesibukan sehingga hampir tak punya waktu melihat sekelilingku.
akhir-akhir ini setelah pengukuhan anak baru, sibuk dengan aksi penolakan terhadap intervensi nilai yang dilakukan jurusan Kehutanan. ntah apa yang aku mau katakan selain penyesalan atas tindak pelecehan itu. ada dimana hubungan antara aksi yang kami lakukan dengan nilai akademik.
sedih bercapur emosi melihat anak-anak yang kecapean. tidur yang sangat kurang plus logistik yang menipis mengingat sekarang lagi akhir bulan. tapi semangat tetap ada untuk melawan, ini sebuah perjuangan panjang yang harus dilakukan. bagaimana nasib lembaga kemahasiswaan kedepan manakala kita tak punya lagi kebebasan berpikir dan mengitarakan pendapat. ayo bangkit melawan atau diam tertindas.....
kemana mahasiswa yang sesungguhnya, apa kita sekarang sedang mati suri atau mungkin untuk selamanya.
untuk kakak Ochank n adik Fufu, aku turut berduka cita atas berpulangnya Ayahanda tercinta, sekarang kita senasib. semoga tabah menghadapi cobaan ini. kami keluarga kecilmu sangat ingin berada didekatmu saat ini, tapi ,masalah biasa tetap menemani.
tentang aku
saat ini umurku di usia 20 tahun sisa 4 jam lebih, ntah sedih yang ada atau bahagia. jalan yang harus kuhadapi sepertinya semakin terjal apa aku mampu menjalaninya. aku bukannya pesimis dengan semua itu, tapi sungguh aku harus berusaha keras agar aku bisa menggapai mimpi-mimpiku.
umur akan kembali berkurang setahun. besok hari minggu, hal yang paling aku harapkan adalah sahabat yang telah menemaniku selama ini. untuk Anet, Atho, Ani , Upi makasih banyak telah membantuku melewati setahun ini. juga untuk ilda kebersamaan ini sangatlah indah.

Monday, July 31, 2006

aku mo cerita

ada banyak anugrah yang aku temukan, makasih Tuhan....
satu masalahku lagi dapat penyelesaiannya. aku bisa bayar sppku. setelah ketemu ama Pak Dekanku, aku dapat solusi kebetulan hari itu ada dr. citra diruangannya. jadinya ia dengar curhatku...he...he...he...jadinya ia kasih job ke aku, nah uang mukanya untuk bayar uang SPPku. kemarin aku sebenarnya udah berpikir semester ini bakalan cuti coz aku ngga punya uang sepeserpun. thanks banget to kak dewi...tanpa kakak semuanya ngga akan selancar ini. sekarang aku harus nginap di UKPM untuk mengerjakan tugas baruku. udah seminggu ngga pulang-pulang. sori ya bondeng aku ngga lupa ama rumah qta. keadaan yang membuatku harus memilih. kita harus mewujudkan mimpi , membangun rumah masa depan kita.
aku juga harus minta maaf ama ani, coz aku ngga mengantarnya ke bandara, kemarin aku sakit, sampai saat ini. aku sebenarnya takut banget, moga tiphoyd ngga akan menggangguku kembali setelah satu semester tahun lalu membuatku tinggal terus dikampung. ngga asyik banget kuliah ngga jalan begitu juga ngga bisa bermain di pers atau dimana saja aku suka.
nginap di UKPM asyik banget, ayo cewek-ceweknya sesekali nginap. udah ngga ada cowok kok coz habis digusur ke PKM 3 di jl. bung.

Tuesday, July 25, 2006

perempuan seperti apa keberadaanmu...???

Konsep Gender, seperti apa???
Makna antara gender dan sex tidaklah sama, keduanya merupakan pembeda antara laki-laki dan perempuan. Titik bedanya adalah pada sex dilihat dari segi fisik/biologi ataupun dari jenis kelamin yang dimiliki. Sedangkan pada gender lebih menekankan pada perbedaan peran social cultural antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan jenis kelamin melahirkan perbedaan gender, dan perbedaan gender melahirkan ketidakadilan pada perempuan.
Sejarah perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses sosialisasi, penguatan dan konstruksi social cultural, keagamaan bahkan melalui kekuasaan negara lewat proses yang cukup panjang sehingga gender lambat laun menjadi seolah-olah ketentuan Tuhan “Handayani, 2002”. Perbedaan gender lahir dari sebuah kebiasaan yang berlanjut turun temurun, sehingga akhirnya menjadi hal yang kodrati bagi manusia, ia tidak lagi dianggap sebagai sebuah bentukan sosial budaya tapi sebuah ketentuan yang jika tidak dilakukan maka itu adalah sebuah dosa.
Tiga proses social dalam pembentukan realiatas perempuan ditekankan pada tiga hal, yaitu; konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi. Konstruksi merupakan susunan suatu realitas objektif yang telah diterima dan menjadi kesepakatan umum, meskipun dalam proses tersebut tersirat dinamika social; dekonstruksi terjadi pada saat keabsahan realitas/objektif kehidupan perempuan dipertanyakan yang kemudian memperlihatkan praktik-praktik baru didalam kehidupan perempuan, dekonstruksi kemudian menghasilkan rekonstruksi dimana merupakan proses rekonstualisasi dan redefinisi perempuan.
Bentukan-bentukan social seperti feminis pada perempuan dan konsep maskulin pada laki-laki adalah bentukan-bentukan yang lahir dari pembedaan gender. Bentukan tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial, geografis dan budaya yang ada pada masyarakat tertentu. Kelemah lembutan perempuan tidak terdapat pada semua daerah. Implikasi lain yang lahir dari konsep gender yang tidak seimbang adalah lahirnya pemisah antara sektor public dan domestic, dimana domestik dianggap sebagai wilayah kerja perempuan sedangkan public merupakan wilayah kerja laki-laki.

Media massa juga berperan aktif menegaskan kedudukan dan peran perempuan sebagai ibu, maupun istri yang baik, adanya iklan sabun mandi memberi bentukan tentang bagaimana kcantikan perempuan, padahal putih atau hitamnya kulit, mulus atau jerawatannya wajah bukanlah hal yang penting untuk mengukur cantik tidaknya seseorang. Kecantikan dilihat dari dalam bukan sesuatu yang dibuat-buat. Revolusi kapitalis juga ikut menegaskan dan memperkuat peran-peran perempuan dengan memberikan berbagai kemudahan teknologi yang dapat membantu kegiatan perempuan didapur.
Ketidakadilan, apakah disadari???
Adanya bias gender kemudian melahirkan ketidakadilan gender. Hal ini lahir karena adanya pandangan yang lebih mengutamakan salah satu jenis kelamin. Misalnya, lebih berpihak pada laki-laki daripada perempuan atau sebaliknya. Sebagai contoh pandangan atau sikap yang terlihat di dalam gagasan-gagasan bahwa laki-laki itu lebih kompeten, lebih mampu, lebih superior daripada perempuan. Ia sosok yang kuat dan melindungi. Sedangkan perempuan merupakan sosok yang lemah dan harus dilindungi. Saya berpikir ketika perempuan dilahirkan pada kondisi dimana laki-laki tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi, menafkahi maka ia akan menjadi sosok yang kuat dan mampu melidungi dirinya sendiri. Adanya pahaman perempuan sebagai sosok yang lemah kemudian melahirkan marginalisasi.
Marginalisasi perempuan yang muncul kemudian menunjukkan bahwa perempuan menjadi “the second sex” warga kelas dua yang keberadaannya tidak begitu diperhatikan. Paham patriarki yang ada dihampir seluruh bangsa kita kecuali pada daerah minangkabau yang lebih pada marga ibu, menggambarkan dominasi laki-laki pada kaum perempuan, ini tidak hanya terjadi pada area rumah tangga saja, tapi lebih dari itu, kekuasaan laki-laki hampir ada pada semua bidang. Pembagian kerja yang menempatkan perempuan pada wilayah domistic semakin memperkuat kekuasaan tersebut, domestic yang lebih banyak berkutat pada wilayah dapur kemudian melahirkan anggapan bahwa pendidikan tidaklah penting bagi perempuan, karena wilayah domestic bisa dikerjakan tanpa pendidikan. Pahaman bahwa perempuan adalah pembantu laki-laki tetap saja ada pada sebagian besar masyarakat. Akibatnya gerak langkah perempuan menjadi terbatas.
Ketidakadilan gender disadari atau tidak merupakan proses marginalisasi atau pemiskinan pada perempuan, kurangnya pendidikan dan keterampilan pada perempuan membuatnya harus bergantung pada laki-laki, dimana perempuan tidak mempunyuai sepenuhnya atas dirinya, setiap tindakan yang dilakukan harus sepengetahuan laki-laki. Pendidikan yang tidak merata pada perempuan kemudian menyebabkan tenaga perempuan di eksplotasi oleh laki-laki yang menjadi pengambil keputusan, ada banyak perempuan yang kemudian menjadi buruh atau berada pada posisi rendah dalam dunia kerja, hal ini disebabkan karena kurangnya perempuan yang menikmati pendidikan. Banyaknya perempuan yang masuk ke dunia prostitusi juga salah alasan tidak adanya keterampilan atau pengetahuan yang mereka miliki.
Adanya pembedaan peran antara perempuan dan laki-laki telah menghambat potensi dasar yang dimiliki, ini kemudian melahirkan kekerasan-kekerasan yang banyak digunakan oleh laki-laki untuk memenangkan dominasinya, menyatakan ketidakpuasannya, atau kadang hanya untuk menunjukkan bahwa ia berkuasa atas kaum perempuan. Kekerasan yang terjadi disebabkan oleh budaya patriarki yang telah mengakar pada sebagian besar masyarakat.
Dilihat dari beban kerja yang dimiliki perempuan sebenarnya mempunyai beban kerja yang lebih berat, kerja-kerja domestic yang dilakukan perempuan sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang ringan, perempuan harus memnghabiskan waktunya lebih banyak untuk kerja-kerja tersebut, belum lagi jika perempuan membantu suaminya/keluarganya mencukupi nafkah keluarga, disini perempuan telah melakukan rangkap pekerjaan. Diperkirakan wanita merupakan pencari nafkah utama pada seperempat hingga sepertiga RT diseluruh dunia (Agarwal et.al.,1990).
Ketidakadilan gender yang dirasakan Kartini, kemudian membuat ia bangkit dan melawan lewat surat-surat pada beberapa sahabatnya di luar negeri. Kartini adalah perempuan yang merasakan ketidakadilan oleh budaya patriarki keluarganya. Pada provinsi lain muncul dewi Sartika, Cut Nyak Dien, Kristina Martatiahahu. Sederatan pahlawan nasional perempuan yang sudah memiliki tingkat intelegensia tinggi, secara otodidak memahami apa itu kebebasan dan kemerdekaan serta hak asasi manusia. Mereka bangkit dan melawan serta memperlihatkan pada kita kerja-kerja melawan penjajah bukan hanya kewajiban laki-laki.
Perlu diingat bahwa konsep keadilan bukan berarti memiliki porsi yang sama, tapi bagaimana penyetaraan itu terjadi mengerjakan sesuatu sesuai kemampuan. Tidak seperti yang terjadi sekarang ini.
Kesehatan yang terabaikan
Dalam hubungan suami istri pelecahan ini lebih banyak terjadi, ketika seorang perempuan lebih ditekankan untuk menjadi seorang pelayan untuk suaminya, bukankah keberadaan wanita bukan seperti itu, tapi bagaimana kita beriringan bersama menyelesaikan permasalahan yang ada. Adanya ketidakadilan gender ini kemudian berpngaruh langsung pada rentangnya perempuan terkena penyakit, dan sangat disayangkan kepedulian perempuan pada kesehatannya kemudian hampir tidak ada karena pengaruh bahwa laki-laki harus didahulukan. Seorang istri atau ibu selalu mementingkan kepentingan suaminya kebanding dirinya sendiri.
Dua dari tiga wanita saat ini menderita penyakit yang sangat melemahkan. Penderita menunjukkan kerentanan yang tinggi terhadap infeksi traktus respiratoris dan reproduktif yang seringkali mengakibatkan kematian dini. Lebih dari 1M hidup dalam kemiskinan absolute.sedikitnya 2M yang memiliki jumlah pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhanyang setingkat diatas kebutuhan yang paling mendasar (Durming,1989.Undisca,1997)
Wanita juga menghadapi ancaman kesehatan reproduksi yang unik. Tingginya angka penyakit yang dapat dicegah. Kematian akibat komplikasi pada kehamilan dan persalinan, aborsi yang tidak aman, serta penyakit menular seksual dan kanker reproduktif sering di jumpai pada wanita yang miskin dan tidak memiliki akses pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif . Penyakit menular seksual sering terjadi pada wanita yang hanya berhubungan dengan suaminya, ini disebabkan laki-laki yang tidak puas pada satu perempuan saja.
Menurut Blair Brooke dari Population Council, di Bangkok. Masalah reproduksi merupakan penyebab utama kesakitan dengan kematian pada wanita usia 15-49 tahun . resiko dari kerja-kerja buruh sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan perempuan Meski demikian resiko kerja yang menjadi semakin penting oleh karena wanita muda bekerja di Industri dan mereka dipaksa kerja lembur dengan upah kecil dan kondisi yang berbahaya (Brooke,1991).
Berbicara pelecehan yang diterima oleh seorang wanita, akankah itu dapat kita sadari, seperti apa makna pelecehan itu, apakah kita akan merasa dilecehkan ketika itu terbukti nyata, tanpa sebuah bungkusan??? Aku selalu berpikir mungkinkah semua wanita pernah berpikir ia lebih sering dieksploitasi oleh lawan jenisnya, banyak hal yang membuat kita terus dilecehkan oleh laki-laki, dalam hubungan kerja sering sekali terdengar majikan memperkosa pelayannya, juga dalam keluarga dimana ayah dengan teganya menghamili anak sendiri, suami yang tidak pernah peduli pada istrinya.
Perempuan sesungguhnya adalah makhluk yang sangat tangguh, ketika laki-laki mengatakan dirinya kuat, tidakkah perempuan lebih kuat. Kekuatan fisik mungkin tidak diandalkannya tapi semangat dan kesabaran yang terus ada membuat ia mampu menjalani kehidupannya. Konsep sehat sakit bukan hanya pada masalah fisik, tapi juga psikis dan lingkungan social. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada perempuan sangat minim, lebih banyak berkutat pada masalah reproduksi. Sementara penyakit yang ada tidak sebatas itu saja, tingginya beban kerja, kurangnya gizi yang dikonsumsi, faktor lingkungan semuanya memberi pengaruh. Pada masalah rendahnya IQ anak yang dilahirkan karena konsumsi gizi wanita hamil, sangatlah minim, tugas melayani suami dan mendahulukan kebutuhannya termasuk makanan pada beberapa daerah membuat konsumsi makanannya selalu berada di urutan kedua, demikian juga wanita hamil yang terus terbelenggu oleh tabu yang tidak memperbolehkan mereka mengkonsumsi berbagai makanan (Acsadin dan Acsadin,1990:Kamel,1983). Juga adanya anggapan anak yang dilahirkan ketika seorang suami menginginkan anak laki-laki dan kesalahan akan ditimpakan pada istrinya. Padahal dari segi medis gen penentu jenis kelamin bayi yang dilahitkan berasal dari laki-laki. Nah siapa yang patut disalahkan???

Sunday, July 23, 2006

ngga ada kerjaan nih. ukpm lagi sepi. kaya'nya semua lagi istirahat setelah dua kali aksi.
kemarin malam minggu, aku berdua ama k'udin di pers. ngga lama muncul k'akel, ka'rahmad ama aco. kami berlima, sekarang udah hampir jam 23.00. ngga ada kerjaan.
"pernah ada ngga aksi tengah malam???" tanya kak udin.
kami pikir sih belum pernah ada. jadinya yup semua kompak jam 24.00 kita aksi di pintu 1. aksinya kutuk agresi israel. aku ama aco nyari bendera di studio caka fm. ngga ada cat warna biru lagi, jadinya kita pake tinta yang udah mengering. miskin banget kan.
seorang kakak di pramuka lewat dekat kami. aku minta cat birunya siapa tau ada. syukur banget, ia minta aku cari di ruang DC (Drum Corps) kalo ngga salah katanya ada. aku berlari ke pramuka, lagi semangat nih mo aksi dari pada malam minggu ngga ada kerjaan. kayanya in iyang terbaik.
15 menit lagi jam 24.00 kami berangkat ke pintu 1. k'akel sebelumnya ke idefix memberitahu anak2 yang lain. aksi kali ini kami ngga perlu korlap atau perangkat aksi lainnya, juga tidak ada rapat konsolidasi. yang ada semangat, pernyataan sikap dan bendera israel selesai dalam waktu kurang 1 jam. sampai pintu 1, gerbangnya udah tertutup, kami lewat samping. ngga ada masalah, semangat anak muda. di depan udah ada wawan ama k'gun. yup satu persatu anak2 bermunculan. satu lagi risda ama zima yang ngga pernah ikut aksi sebelumnya terpaksa ikut coz hp risda di bawa lari ama abang. sori fren. massa aksi ada 14 orang, kak ippank ama achiev dari fam uh ikut meramaikan. thanks bro atas kedatangannya. aku ngga suka pake kata "coy" seperti yasng kalian sering katakan ( ngga enak aja ). wartawan dari antara meliput kami, ada juga wawancara dari tribun timur. besok kaya'nya harus masuk koran lagi. seperti inilah pekerjaan kami, dan ini bentuk perlawanan yang bisa kami lakukan. lawan...lawan dan lawan... hari ini hari anak di palestina dan libanon sana jutaan anak menangis kelap[aran, kehilangan, ketakutan.......kutuk israel. kata achiev shift+delete trus enter dari muka bumi.
hee...he...sejam aksi kami kembali ke ukpm, besok aksi solidaritas dengan PKS dan HT masih menunggu. kami harus istirahat untuk sesuatu yang lebih besar. sekali lagi lawan...lawan dan lawan...

Thursday, July 20, 2006

bali oi....

danau tempe, masihkah sebuah danau

Letaknya pada pertemuan lempeng dua benua asia dan australia merupakan salah satu potensi yang tak boleh disia-siakan. Posisi ini membuat danau Tempe istimewa karena menyimpan banyak makanan ikan. Tak heran ketika dalam sejarah pernah menjadi penghasil ikan air tawar terbesar di Sulawesi Selatan. Luas keseluruhan danau Tempe 43.800 ha (media Indonesia) namun sekarang luas danau Tempe tinggal 10.000 ha, selebihnya telah menjadi daratan.
Ritual Maccera tappareng yang rutin diadakan setiap tahunnya oleh masyarakat. ritual yang dilaksanakan untuk mensucikan danau oleh masyarakat yang berdomisili di pinggir Danau Tempe. Biasanya ditandai dengan pemotongan kurban/sapi yang dipimpin oleh seorang ketua nelayan, dan serentetan acara lainnya. Untuk lebih meriahnya berbagai macam perlombaan diadakan seperti lomba perahu dayung .
Menikmati indahnya hari dengan perahu, kita dapat melihat matahari terbit ataupun ketika akan tenggelam meninggalkan sudut tanah wajo . Rumah terapung menjadi salah satu tempat bersantai atau ketika purnama datang menyapa, menghabiskan malam bersama nelayan yang sedang memancing ikan, mencari penghidupannya.
Namun kerusakan yang terjadi pada danau Tempe harus menjadi perenungan bersama dan tidak bisa di pandang remeh. Sekarang kerusakannya mencapai 70%. Dan jika terus dibiarkan tidak menutup kemungkinan Danau Tempe akan menjadi kenangan, begitu juga dengan beberapa kecamatan yang ada di Kab. Wajo juga akan menjadi kenangan. Segala keindahan hanya akan menjadi dongeng pengantar tidur anak cucu. Apa mungkin ini akan dibiarkan terjadi???. Kemana masyarakat dari beberapa kecamatan tersebut akan pindah ketika tempat tinggal mereka terus menerus menjadi langganan banjir.
Menurut Prof Nasri Nessa Direktur Pascasarjana Unhas (Suara Publik) mengatakan jika danau Tempe sekarang bukan sebuah danau lagi tapi telah menjadi rawa-rawa. Pernyataan yang wajar , melihat kondisinya yang makin parah. Pada kondisi normal air danau Tempe yang tidak hanya menjadi sumber panghasilan masyarakat Wajo tapi juga Soppeng dan Sidrap kedalamannya hanya sekitar 2 hingga 3 meter, namun pada musim kemarau airnya tinggal setinggi lutut dengan luas kurang lebih 1000 ha, sedangkan pada musim hujan genangan air naik mencapai 6 meter dan akan mengenangi 4000 hingga 20.000 ha daerah sekitarnya.
Keadaan tersebut sangat menyiksa penduduk sekitar. Mereka tak bisa mendapat suplai air minum yang layak, Terutama bagi masyarakat yang langsung mengkonsumsi air danau untuk kebutuhan RT termasuk untuk memasak dan diminum. Ketika musim kemarau tiba, masyarakat harus berjalan jauh untuk mendapatkan air yang keruh, sedangkan pada musim hujan dan banjir air tersebut akan menjadi tidak layak dikonsumsi karena berbau dan berwarna hitam. Penyakit water born disease juga dapat dengan mudahnya menyerang penduduk. Mereka sadar atau tidak penyakit kulit, diare, dan penyakit lainya dapat terjangkit dan bisa saja menjadi wabah.
Pada bidang pertanian juga sangat berpengaruh fungsi kab. Sidarap, Wajo dan Soppeng sebagai lumbung padi Sul Sel mengalami gagal panen ketika banjir harus merndam tanaman mereka. Juga susahnya sumber air untuk mengairi areal pertanian mereka di saat kemarau.
Menurut data yang diambil dari Buletin Suara Publik, pada tahun 1948-1969 Danau Tempe dapat memproduksi ikan sebanyak 37.000 hingga 40.000 ton pertahun, dan peningkatan terjadi antara tahun 1957-1959 sekitar 50.000 ton . Namun kemudian penurunan drastis terjadi pada tahun 1999-2000 yang hanya menghasilkan 17.077 ton. Untuk selanjutnya produksi ikan mengalami penurunan setiap tahunnya. Penurunan kualitas habitat ikan dan semakin banyaknya masyarakat yang menjadi nelayan membuat tangkapan setiap nelayan semakin berkurang. Ini mempengaruhi menurunnya tingkat pendapatan masyarakat nelayan di pesisir danau .
Selain itu kerusakan danau Tempe juga menyebabkan punahnya beberapa spesias ikan dan burung khas di Danau Tempe. Beberapa dari ikan tersebut adalah ikan biawang, ikan bungo dan bete-bete, juga burung lawalase {burung belibis}. Dan tidak akan menutup kemungkinan spesies lain akan ikut punah.
Belum lagi banjir yang terjadi setiap tahunnya menelan kerugian yang lumayan banyak. Banjir yang terjadi tahun 2002 kemarin bisa dikatakan banjir paling besar yang pernah terjadi, yang menimbulkan kerugian tidak sedikit bagi masyarakat dan pemerintah. Banjir tersebut menewaskan 9 nyawa manusia, kerugian materi hingga 43 milyar. Selain itu 5.335 rumah di sembilan kecamatan terendam banjir dan 4.000 keluarga mengungsi.
Mencari akar permasalahan, kerusakan yang terjadi pada Danau Tempe bukan hanya kesalahan masyarakat Wajo, tapi juga dari enam kabupaten lainnya antara lain Kab.Toraja, Enrekang, Sidrap, Soppeng, Bone dan Maros . Adanya penggundulan hutan di daerah hulu sungai Walennae, Sungai Bila, Sungai Worongnge, Sungai Batu-batu, Sungai Belokka, Wette’e yang bermuara di danau Tempe menjadi penyebab utama pendangkalan .
Menurut Syahrul, hutan di kawasan hulu Danau Tempe mengalami kerusakan seluas 308,9 ribu hektare dari luas total 830,4 ribu hektare. Kerusakan tersebut memperkecil daerah resapan sehingga memperbesar aliran permukaan (Media Indonesia) juga ketika terjadi erosi maka Danau Tempe akan menjadi tempat endapan tanah/pasir yang terbawa arus air, dan ini menjadikan Danau Tempe mengalami sedimentasi.
Menurut hasil penelitian Japan International Cooperation Agency(JICA) pada tahun 1993, pendangkalan berkisar 15 hingga 20 cm per tahun dimana angka itu cenderung meningkat. Jika ini terus menerus terjadi diperkirakan 15-20 tahun mendatang danau ini akan menjadi daratan dan daerah pesisir danau yang harus rela menampung kiriman air dari daerah hulu.
Sedangkan untuk keluarnya air dari danau tersebut hanya ada satu sungai, yaitu sungai Cenranae yang bermuara ke teluk Bone. Keadaan sungai cenranae pun sama saja sedang dalam kondisi kritis. Penyempitan yang mulai terjadi juga menjadi salah satu penghambat keluarnya air ke teluk bone. Bisa dikatakan Danau Tempe merupakan saringan partikel-partikel sisa banjir dari enam kabupaten lainnya sebelum mencapai laut.
Ketika terjadi kerusakan pada alam maka manusialah yang paling bertanggung jawab. Karena peranan tingkah laku manusia bisa menjadi titik sentral dalam hubungan manusia dengan lingkungan(Sarlito,1995). Untuk mencegah semakin parahnya kerusakan Danau Tempe langkah awal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki keadaan di Hulu baik itu dengan menghentikan penggundulan hutan dan mengadakan peremajaan hutan atau reboisasi , sehingga terjadinya erosi dapat diminimalisir. Adapun rencana pengerukan danau Tempe tak akan mempunyai arti ketika masyarakat tidak punya kesadaran untuk menjaga terjadinya kerusakan hutan .
Masalah Danau Tempe bukan hanya masalah masyarakat Wajo tapi tanggung jawab kita bersama . Ia tidak hanya berbicara tentang kerusakan hutan di hulu tapi juga perilaku masyarakat sekitar yang harusnya bersahabat dengan alam, bukan hanya mengeksploitasi tanpa menjaga kesimbangannya.

Wednesday, July 19, 2006

aku bisa senyum

dua hari berlalu aku jarang menulis, kakak ichank aku selesaikan kerjaan dulu ya...baru lanjut menulis. udah ada kok (baru seperdua sih, tapi itu udah baik ) kakak aku merindukan kalian semua. semalan cerita ama kak wawan di pinggir danau. tentang makna hidup. aku akan ingat kata-katanya. stiap pertemuan itu sudah diatur. ada banyak makna dari perkenalan kami. pelajaran berharga untuknya dan buat aku sendiri. apakah aku setegar yang ia katakan. tidak ada aku hanya seorang pengecut yang selalu ketakutan. takut pacaran karena tidak ingin kehilangan. hidup yang indah. lebih tiga jam kami cerita, ia kemudian mengantarku pulang ke rumah kecilku. ternyata ia kenal ama abang (ngga nyangka) aku jadi makin kuat.
menelpon kak dewi. makasih banyak kanda, ntah gimana berterima kasih padamu. dari awal kedatanganku kau tak henti membantu berjalan. akhirnya aku lega juga, bebanku udah berkurang satu. aku ngga perlu lagi memikirkan uang sppku. aku akan menunggumu hingga hair senin. bukannya aku tidak berani. aku ingin kau ada didekatku kanda.
sekarang menuggu hasil seleksi dari panyingkul. Tuhan...aku ingin ikut sekolah itu. aku mohon padamu. sebenarnya ke warnet mau cek email, tapi balasannya belum ada. mungkin nanti. aku sudah mengirim no. kontak kesana. smoga saja kak lily mo ngerti ya.
apa yang hendak ku ceritakan tentang cinta dan pacaran. aku berusaha menjauh dari pacaran, aku pikir belum saatnya untuk itu.
berjalanlah terus tidak usah menengok kembali.

Tuesday, July 11, 2006

lanjut...

komputernya udah bagus...
banjir bukan hanya melanda banteng, jeneponto atau sinjai yang telah menelan banyak korban. kampuingku juga dilanda banjir. aku sedih banget karena keserakahan beberapa oknum banyak yang harus menderita. aku jadi rindu rumahku, semoga saja tidak terjadi apa-apa pada bunda dan saudara-saudaraku.
waktu kecil aku suka ketika banjir datang, aku bisa berenang sepuasnya atau naik perahu mengelilingi desa, dan kadang-kadang keluar desa. berada di tengah danau seperti di laut , aku tidak menemukan daratan. itu dulu ketika aku masih kecil. sekarang ketika banjir, aku sangat sedih, mengingat bundaku yang tak bisa bekerja. memikirkan mereka makan seadanya untuk menghemat uang dasn terkadang banjir hanya akan menyisakan utang.
dari sisi kesehatan sangat buruk untukku. susahnya mendapat air bersih untuk dikonsumsi, rentangnya penyakit.
aku ingin memohon jagalah hutan di hulu, jangan biarkan banjir itu terus berulang. gimana nasib masyarakat, gimana nasib danau tempe. setiap tahun terjadi sedimentasi . lengkapnya aku punya artikel, ntar aku kopikan, aku lupa bawa...

masih tentang bantaeng

aku rindu bantaeng..sebulan yang lalu aku masih disana, melihat canda tawa anak-anak sd juga anak-anak pesantren di Desa Ereng-ereng ketika aku masuk kesana bersama teman-teman untuk berbagi pengetahuan tentang rokok...mereka masih lugu dan polos untuk mengenal neolib atau tentang budaya hedon yang banyak di kota. mereka sebagian masih jauh dari pengaruh media yang bernama televisi karena itu masih jarang pada pelosok-pelosok desanya.
ada kesedihan melihat pendidikan disana, tak banyak yang bisa mereka dapatkan. ketika musim hujan datang yang ada mereka tak masuk sekolah, ntah gurunya ada dimana (apa masih terlelap dengan mimpi indahnya), aku tidak tau siapa yang patut disalahkan dengan kebobrokan pendidikan saat ini, apa penentu kebijakan , orang-orang yang katanya ahli kenapa membuat kurikulum yang terbukti tidak efektif bagi pelajar. apa benar kita telah di didik atau hanya di ajari gimana menjadi siswa yang penurut. (kok jadi ngelantur sih)
banjir yang terjadi dan menghancurkan beberapa kabupaten di Sulsel, ntah siapa yang harus disalahkan. apa pemerintah yang tak becus atau masyarakat yang memang tak tahu dampaknya. kemarin kami diskusi di UKPM, ntar dilanjutin deh, kompnya lambat banget sih.

Saturday, June 24, 2006

sepenggal kisah dari bantaeng

senin awal juni aku berada di bantaeng mengikuti salah satu mata kuliah lapangan utuk ketiga kalinya di fakultasku. seperti biasa meninggalkan kampus dengan seragam kebanggan yang tak pernah membuatku bangga. melakukan evaluasi pada kegiatan intervensi yang kami lakukan awal januari kemarin. ada banak hal baru yang kudapat untuk kesekian kalinya. menemukan keluarga baru dan dekat dengan masyarakat, walau upaya pendekatan kami pada masyarakat sangat kurang. wilayah cakupan yang sangat luas satu kecamatan hanya dengan 2 posko yang masing-masing pesertanya hanya 13 orang tentu saja saja sangat susah. medan yang lumayan sulit walau teman-teman kami di uluere mendapat daerah yang lebih tinggi. musim hujan yang sepertinya tak teratur lagi menambah kendala bagi kami. daerah gunung yang merupakan medan yang sulit terutama untuk ana'ana kota yang lebis sering berjalan di mall, ditambah susahnya sarana transportasi plus signal untuk berkomunikasi yang kadang menghilang. itu bisa jadi menjadi masalah tapi dengan sedikit pengertian memkberi dampak yang sangat berarti, kedekatan antara peserta sangat terasa mungin karena rasa senasib menunggu mobil sampai matahari meninggalkan kami, mencari masyarakat yang punya kendaraan dan memi9nta tolong mengantarkan kami ke posko, atau ketika kami tak bisa berkomunikasi langsung pada masyarakat karena kendala bahasa yang tak kami mengerti.
sebuah pelajaran berharga melihat masyaraka dari sisi lain, bahwa jauh disana masih banyak masyarakat yang tak mengenal hiruk pikuk dunia kecil yang bernama kota, bahwa masih banyak masyarakat yang tak mengenal modernisasi yang hidup dengan rasa kekeluargaan yang tinggi, yang tak peduli pada mode yang lagi top atau kehidupan remaja yang hedon. disana masih banyak tunas bangsa yang butuh buku, sekolah dan sarana kesehatan yang memadai.
kesehatan dan pendidikan yang katanya hak masyarakat indonesia nyatanya tak bisa dinikmati, sekarang semuanya harus diukur dengan uang. aku sedih ketika ikut pada mobil pskesmas ke posyandu, aku berpikirran ini adalah ajang bertemunya masyarakat dengan orang yang mereka percaya b9isa menjaga kesehatannya, tapi ternyata kami hanya singgah dan memberi suntikan pada balita yang ada. nah ketika kemudian kami evaluasi gimana pengetahuan masyarakat tentang KIA dan Imunisasi hanya masyarakat yang pernah kami beri penyuluhan yang tahu, sedangkan orang-orang baru yang kami temuai dan tanyai mereka tak tau untuk apa anak mereka di suntik. mereka hanya tau ana'x harus disuntik sekian kali. jadinya ketika anak mereka demam akibat bereaksinya obat mereka menyalahkan orang-orang kesehatan tadi dan tentu saja ini membuat mereka tak ingin anaknya disuntik untuk kesekian kalinya.
sehari setelah kepulangan kami banjir bandang menfghancurkan sebagian daerah tersebut pada daerah yang berada di bawah , tak ubahnya dengan sinjai...lain kali aku cerita tentang bajir ya....

Friday, June 23, 2006

catatan dien

beberapa hari ini aq sibuk banget, beberapa teman sering bertanya aku aktif di organisasi mana...??? kadang aq bingung mo jawab apa coz aq mersa belum menjadi aktivis sebuah organisasi, aq hanya seorang pencari ilmu yang lagi belajar di sebuah LPM bernama CAKA.
aq pernah memasuki beberapa organisasi tapi untuk intensx kaya'x blum maksimal, masuk pada kepengurusan dan setelah selesai maka akan berakhir pula keaktifan, aq kadang berpikir apa ang sebenarnya aku cari...???
tak ada hal yang indah kulakukan ketika semua berjalan tanpa sebuah embel-embel kepentingan politis. aq tak mengeti dunia politik, tapi yang ada di pikiranq aku tak menyukai permainan-permainan politik yang banyak dimainkan sekarang jadinya ketika aq melihat sebuah permainanan politis aku memilih mundur.
aku ingin sesuatu yang bermakna yang akan mengisi hari-hariku kemudian. perkembangan media akhir-akhir ini yang semakin meresahkan aktivis Persma kaya'nya harus diperhatikan betul, tapi gimana mo berjuang...? apa ketika aku atau siapa yang setelah menyelesaikan masa studinya dan bergabung dengan salah satu Media yang ada akan kemudian larut. semakin banyak media yang tak berpihak pada rakyat kecil. masalah masalah kemanusiaan hanya dikupas permukaannya. neolib yang baru ku baca dari novel perang mulai merasuk pada orang-orang di indonesia (mungkin negara berkembang pada umumnya) masyarakat lebih suka mendengar gosip-gosip selebriti ketimbang berita yang berkisah tentang kehidupan sebagian masyarakat indonesia (yang lebih banyak berpenduduk miskin)
ntah siapa harus disalahkan yang jelas aku tak menyukai gaya modernitas yang ada sekarang ini walau memang ia telah mengikat kita dan menjadi sebagai salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat. apa yang harus kita perbuat...???
sebagai salah seorang rakyat miskin hal yang paling aku rasakan pada masalah pendidikan yang ada...konsep BHP yang beberapa saat lagi akan berjalan mungkin akan membuat adik-adikku tak dapat menikmati lagi apa yang dinamakan bangsu sekolah....6 bulan lalu seorang adikku harus berhenti sekolah karena Ibuku tak mampu lagi membayar uang sekolahnya dan sua minggu lalu ketika aku pulang menjengek ibu dan adik-adikku sebuah kata yang membuatku menangis berteriak aklan ketidakadilan ang terjadi. " ibu memintaku mundur, ia tak mampu lagi bekerja" aku menangis...
tlah tiga tahun aku berjuang di makassar mencari jalan gimana kuliahku bisa tetap berjalan walau dengan merangkak tertatih dan terluka...aku tak bisa mundur, aku tak ingin menyia-yiakan tiga tahunku yang tleh lewat. aku tak mau kalah pendidikan bukan hanya untuk anak ornag kaya tapi juga untukku dan rakyat miskin lainnya.
jangan mundur ketika memilih berjuang, karena engkau akan menjadi pecundang. bukankah kesuksesan didapat dari perjuangan yang panjang.

CAHYALANGIT

pencarian sejati sampai kapan kan berjalan,
ketika cinta terus berjalan akan sampai pada kesejatiaannya. perjalanan hidup takkan terhenti dan biarkan ia memilih jalannya sendiri karena hidup penuh dengan pilihan-pilihan.
biarkan aku berjalan, jangan memintaku berbalik...