Saturday, June 24, 2006

sepenggal kisah dari bantaeng

senin awal juni aku berada di bantaeng mengikuti salah satu mata kuliah lapangan utuk ketiga kalinya di fakultasku. seperti biasa meninggalkan kampus dengan seragam kebanggan yang tak pernah membuatku bangga. melakukan evaluasi pada kegiatan intervensi yang kami lakukan awal januari kemarin. ada banak hal baru yang kudapat untuk kesekian kalinya. menemukan keluarga baru dan dekat dengan masyarakat, walau upaya pendekatan kami pada masyarakat sangat kurang. wilayah cakupan yang sangat luas satu kecamatan hanya dengan 2 posko yang masing-masing pesertanya hanya 13 orang tentu saja saja sangat susah. medan yang lumayan sulit walau teman-teman kami di uluere mendapat daerah yang lebih tinggi. musim hujan yang sepertinya tak teratur lagi menambah kendala bagi kami. daerah gunung yang merupakan medan yang sulit terutama untuk ana'ana kota yang lebis sering berjalan di mall, ditambah susahnya sarana transportasi plus signal untuk berkomunikasi yang kadang menghilang. itu bisa jadi menjadi masalah tapi dengan sedikit pengertian memkberi dampak yang sangat berarti, kedekatan antara peserta sangat terasa mungin karena rasa senasib menunggu mobil sampai matahari meninggalkan kami, mencari masyarakat yang punya kendaraan dan memi9nta tolong mengantarkan kami ke posko, atau ketika kami tak bisa berkomunikasi langsung pada masyarakat karena kendala bahasa yang tak kami mengerti.
sebuah pelajaran berharga melihat masyaraka dari sisi lain, bahwa jauh disana masih banyak masyarakat yang tak mengenal hiruk pikuk dunia kecil yang bernama kota, bahwa masih banyak masyarakat yang tak mengenal modernisasi yang hidup dengan rasa kekeluargaan yang tinggi, yang tak peduli pada mode yang lagi top atau kehidupan remaja yang hedon. disana masih banyak tunas bangsa yang butuh buku, sekolah dan sarana kesehatan yang memadai.
kesehatan dan pendidikan yang katanya hak masyarakat indonesia nyatanya tak bisa dinikmati, sekarang semuanya harus diukur dengan uang. aku sedih ketika ikut pada mobil pskesmas ke posyandu, aku berpikirran ini adalah ajang bertemunya masyarakat dengan orang yang mereka percaya b9isa menjaga kesehatannya, tapi ternyata kami hanya singgah dan memberi suntikan pada balita yang ada. nah ketika kemudian kami evaluasi gimana pengetahuan masyarakat tentang KIA dan Imunisasi hanya masyarakat yang pernah kami beri penyuluhan yang tahu, sedangkan orang-orang baru yang kami temuai dan tanyai mereka tak tau untuk apa anak mereka di suntik. mereka hanya tau ana'x harus disuntik sekian kali. jadinya ketika anak mereka demam akibat bereaksinya obat mereka menyalahkan orang-orang kesehatan tadi dan tentu saja ini membuat mereka tak ingin anaknya disuntik untuk kesekian kalinya.
sehari setelah kepulangan kami banjir bandang menfghancurkan sebagian daerah tersebut pada daerah yang berada di bawah , tak ubahnya dengan sinjai...lain kali aku cerita tentang bajir ya....

No comments: