Makkio
menepati janjinya. Ia datang ke rumah Dg.Imba Bersama beberapa orang. Kecapinya
dibawa serta. Kami akan merekam cerita perjuangan sejarah perampasan tanah dan
pembentukan organisasi Serikat Tani Polongbangkeng.
Makkio
adalah salah seorang petani yang tak bertanah. Ia menceritakan perjuangan
hidupnya lewat nyanyian dan petikan kecapi. Tanahnya telah di rampas ketika
terjadi perampasan tanah untuk perkebunan tebu. Dia dipaksa untuk menerima
ganti rugi. Jika ganti rugi tak diterima maka ia akan ditembaki dan dituduh
PKI.
Setelah
tak punya tanah, Makkio harus meninggalkan barugayya untuk bisa menghidupi
keluarganya. Ia tak mau anak-ananya tak sekolah, tapi tinggal di kampong tanpa
tanah sama saja dengan bunuh diri.
Pemerintah
telah merampas tanahnya. Membangun perkebunan tebu , menyengsarakan semua
rakyat Polongbangkeng.
Enam tahun
Makkio bekerja di Malaysia. Menjadi buruh agar bisa mengirim uang untuk
anak-anaknya. Makkio bercerita kesyukurannya karena Serikat tani polongbangkeng
terbentuk. Ia dapat ikut memperjuangkan haknya agar dikembalikan pemerintah.
Begitu
memperlihatkan wajahnya, ia langsung meminta segelas kopi kental tanpa gula. Sejak
masuknya PTPN XIV dan merampas paksa tanahnya, sejak itu Makkio tak mau lagi
mengkonsumsi gula pasir. Ia sedang mabuk. Untuk dapat memainkan kecapinya, ia
memang tidak bisa dalam kondisi normal. Semakin mabuk akan semakin bagus
petikan dan nyanyiannya.
Dua jam
Makkio bercerita tentang mirisnya hidup Takalar. Masyarakat bertahun-tahun
harus hidup seadanya. Ada yang menggali batu di gunung, menanam jagung di hutan, pergi mencari
sisa-sisa panen di daerah lain. Menahan malu untuk mendapatkan sisa panen.
Menjadi buruh, menjadi tenaga kerja di luar negeri.
Sekarang
Makkio kembali ke Takalar dan ikut berjuang Bersama anggota STP lainnya. Ia diajak
oleh Dg.Tutu dan sangat rajin mengikuti setiap pertemuan dan agenda STP.
Sekarang
Makkio menjadi pengembala sapi. ia memiliki beberapa ekor sapi yang setiap hari
dibawanya keluar. Di Barugayya sedang marak pencurian sapi. Hampir setiap malam
ia harus menjaga sapinya agar aman dari tangan-tangan tak bertanggung jawab.
Ia sangat
mencintai keseniannya dan selalu bernyanyi Bersama kawan-kawannya sambil
mengembala sapi. menggunakan kecapi atau gambus dan menyanyikan peristiwa
hidupnya.
Hari ini telah lengkap dengan nyanyian Makkio
dan teman-temannya.
12 agustus 2012