Thursday, November 6, 2008

miskin bukan pilihan

"aku tak pernah memilih hidup miskin, bahkan selalu berharap hidup seadanya dengan keluarga yang bahagia.

apa aku pernah memilih untuk sakit dan terbaring lemah di rumah sakit?
aku tak tahan terbaring di rumah sakit besar namun tak seorangpun yang peduli padaku. dokter-dokter itu ada dimana, ketika aku kesakitan.

aku tak pernah memilih tinggal di kolong rumah kumuh dan hidup dengan bibit-bibit penyakit yang menyerang tubuhku.

aku tak pernah memilih kelaparan, hingga daya tahan tubuhku lemah dan pingsan ketika memungut kaleng minuman kalian, yang seenaknya membuang sisa makanan, tanpa berpikir betapa aku membutuhkannya.

aku tak memilih berhenti sekolah, hingga aku tak bisa baca tulis dan kalian seenaknya membodohiku.

aku tak pernah memilih hidup miskin, melainkan kemiskinan ini buatan kalian.
masa kecil yang harusnya untuk belajar, bermain, tertawa, harus kuhabiskan dengan tangan tengadah...

tapi aku bahagia,walau kalian menghinaku...
aku bahagia karena aku tak perlu merengek manja pada orang tuaku,untuk dibelikan sepatu dan baju baru."

ntah apa nama tulisannya, aku hanya belajar menempatkan diri seperti Fardi yang harus terbaring lemah di RS."De' aku tau kamu pasti kuat melawan penyakitmu"