Wednesday, September 17, 2014

Dua garis merah

Usianya telah memasuki bulan keempat. Aku telah menulis beberapa catatan sejak dirinya memulai hidup dalam rahimku. namanya Khansa Alexa Agranayara. Khansa berarti pejuang perempuan, nama itu juga nama seorang pejuang perempuan sahabat Nabi Muhammad SAW. Alexa berarti pembela rakyat. Agra adalah nama sebuah organisasi massa tempat kami dan kawan kawan berjuang bersama petani untuk mempertahankan haknya, juga nama lain dari matahari. Nayara dalam bahasa arab berarti mulia, dan juga pembawa kedamaian. Nama ini memang sangat panjang, tapi itulah doa dan harapan kami berdua. Semoga kelak seperti namanya akan selalu membela mereka yang terampas haknya.

9 oktober 2013.
Hari ini aku testpack lagi, setelah empat jam menahan kencing. Menurut petunjuk testpacknya sebaiknya menggunakan air kencing pertama setelah bangun tidur. Tapi lagi lagi aku melupakannya. Padahal semalam sudah menahan diri buat testnya pagi ini saja. Hasilnya ada dua garis merah. Tiga hari lalu juga seperti itu, walau warna kedua garis itu berbeda.
Aku hamil. Sungguh aku tak tahu bagaimana perasaanku sebenarnya. Sejak dulu hal yang aku inginkan adalah punya anak.
Hamil menjadi dambaan setiap perempuan, tapi aku sedang menguji diriku, apakah sekarang aku benar benar telah siap. Membayangkan perutku akan membuncit dan bertambah besar setiap hari rasanya aneh. Bagaimana aku bisa naik ke lantai 3 pasca Unhas buat kuliah. Bagaimana dengan tubuhku yang rentan sakit. Bagaimana agar aku tidak terkena flu dan tetap sehat sampai bayiku lahir.
Aku tidak berKB, walaupun juga tidak memprogramkan untuk punya anak. Kata dosen Psikologiku, pada sperma yang dikeluarkan laki laki dan bertemu dengan sel telur perempuan itu telah Tuhan berikan semua hal yang dibutuhkannya. Telah ditetapkan akan jadi apa dia kelak. Telah dilekatkan semua hal yang ia butuhkan untuk tumbuh dan menjadi apa kelak.
Agustus lalu aku ke puskemas depan kompleks. Saat itu aku malah merasa ada janin yang mulai tumbuh di rahimku. Telat seminggu lebih, payudara yang bengkak, emosi tak stabil, mual mual sepanjang hari. Karena bingung apa yang terjadi sementara hasil testpack hanya mempunyai satu garis aku ke puskemas. Setelah membayar 15.000 aku di minta ke bagian KIA. Memasukkan berkas yang diberikan di depan ke ruang tersebut dan menunggu giliran. Antrian cukup banyak. Hampir semua dengan perut buncit. Ada yang masih sangat muda diantar oleh ibunya, sebagian diantar saudara dan suami. Aku sendiri ditemani suami.
“andi nini eryani” namaku di panggil. aku melongokkan pintuku ke ruang itu. Ibu bidannya menyuruhku naik ke timbangan. Menimbang berat badan adalah prosedur pertama yang harus aku lewati. 45 kg kalau tak salah ingat. Selanjutnya mengukur tinggi badan 148 cm.
Setelah selesai bidan itu masu ke ruangan. Aku mengikutinya. Aku duduk di depannya. Ia mencatat namaku pada buku pink untuk ibu hamil. Sudah hamil berapa bulan? Tanyanya padaku.
“ aku tidak tahu bu” jawabku. Aku menjelaskan alasanku datang ke puskesmas. Menjelaskan semua gejala gejala yang aku alami. Aku bingung dan tidak tau harus bertanya ke siapa, jadinya aku ke puskesmas, jelasku pada bidan itu. Dengan ketus dia memberitahuku bahwa harusnya aku tahu dulu hamil atau tidak. Dia juga jengkel karena telah menulis namaku pada buku pink tersebut. Aku mulai emosi, kedatanganku ke puskesmas karena ingin mendapat jawaban yang pasti bukan dapat omelan.
Bayangan bidan itu masih jelas dimukaku. Sejak kemarin aku sudah berpikir untuk kembali memeriksakan diri, tapi baru membayangkan bertemu dengan bidan itu lagi aku sudah malas. Ah, bukannya sembuh dan dapat berkonsultasi dengan baik. Pasti yang ada bertemu dengan muka judes dan menjengkelkan. Sudahlah, lebih baik mencari rumah bersalin dan berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Nak, kita sama sama menjaga diri agar tetap sehat dan tak perlu banyak berurusan dengan administrasi rumah sakit dan puskesmas, semoga pula kita memiliki rejeki cukup untuk membayar dokter agar tak perlu menggunakan fasilitas Negara yang tak memberi kenyamanan buat kita. Semoga…
Berharap sehat selalu

2 comments:

bagus said...

Cerita yang menarik

Anonymous said...

Ceritanya bagus ...
ittelkom-sby.ac.id