Saturday, April 28, 2007

Dek....Tidak Usah Sekolah Ya....

“kak....kalo aku tamat SMU, bagusnya aku pilih Arsitek atau otomotif?” adik bungsuku yang baru saja menyelesaikan UASnya bertanya padaku. Ntah aku mau menjawab apa, lidahku kelu dan tak bisa mengatakan apa-apa. Sehari sebelumnya aku bertanya pada Bunda, apa adikku bisa masuk SMU, tapi ia bercerita kalau sekarang tak ada lagi modal untuk meneruskan membuat sarungnya, malahan masih punya utang. Bahan bakunya kemarin belum lunas. Pendidikan sekarang semakin mahal, sekian banyak masyarakat sudah tak mampu menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. SPP SMU juga semakin tinggi, hingga beberapa ratus ribu rupiah, kata bunda tak jauh beda dengan uang SPPku di UNHAS.

Harga sembako semakin naik, dan tentu kebutuhan lain juga semakin mahal, BBM juga dan sewa pete-pete yang mahal juga menjadi salah satu alasan kenapa anaknya tak mampu disekolahkan. Awal tahun 2006 kemarin adikku yang ketika itu duduk di bangku kelas 1 SMU harus berhenti sekolah karena malu , ia kadang tidak diizinkan masuk kelas karena tidak punya buku. Aku juga tak bisa berbuat apa-apa.

Tak lebih setahun dari itu ia cerita kalau beberapa sahabatnya juga berhenti sekolah. “Ana itu udah yatim piatu dan sekarang jadi penjaga ruko di pasar”
Masyarakat bawah hanya bisa pasrah dengan nasib yang mereka terima, tak ada yang bisa dilakukan untuk mengurus agar anak mereka tak usah membayar biaya sekolah. Katanya mereka tak tahu bagaimana mengurus administrasinya yang kadang rumit.

Beberapa tahun lagi BHP akan diterapkan, katanya mulai dari TK hingga perguruan Tinggi. Gila....gimana masyarakat Indonesia mau pintar kalau pendidikan mereka dibatasi dengan harga yang sekian mahalnya. Padahal jumlah penduduk miskin jauh lebih besar dibandingkan masyarakat elite. Bagaimana pemilik modal, pejabat, orang-orang kaya itu mau membantu toh yang ada malah memperparah kemiskinan masyarakat. Liat saja lapindo yang lepas tangan padahal perusahaan itu milik seorang menteri.

Sebelum berangkat ke makassar mencari spirit baru pada kawan-kawanku di UKPM adikku yang berhenti sekolah cerita kalau ia ingin sekali ikut ujian persamaan, tapi itu juga harus membayar dan akan sekolah beberapa bulan. Ia tak tau bagaimana caranya mendapat uang untuk itu dan lagi-lagi meminta aku membantunya. Adikku sempat meminta pendapatku untuk menjadi penjaga toko di Kalimantan, katanya gajinya lumayan tinggi (800ribu), namun aku tak rela melepaskan adikku karena disana ia akan tinggal dengan orang lain yang tak aku sukai. Orang itu kadang memperlakukan adikku seperti pembantunya namun saying tanpa gaji. Suatu kali ada acara di rumahnya dan adikku kesana. ia membangunkan adikku dimalam buta untuk membuatkan anaknya susu dan menjaganya, sementara ia enak-enakan tidur.

Aku bingung, melarangnya untuk mencapai impiannya sangat susah, ia ingin melanjutkan sekolahnya dan nantinya menjadi seorang bidan. “dek…andai ijasah bias ditukar aku akan memberikannya padamu. Karena aku sangat muak dengan pendidikan yang ada dinegara kita. Pendidikan hanya untuk mencari gelar dan selembar ijasah untuk kemudian mewujudkan impian orang tua menjadi seorang PNS.

Hanya sedikit pengetahuan yang akan kita peroleh sementara biaya untuk itu sangat mahal. Kapan akan ada pendidikan gratis sehingga adik-adikku bias mewujudkan mimpi-mimpinya. Mungkin semuanya hanya akan menjadi impian tanpa pernah bisa kita wujudkan.

Aku kadang berpikir kenapa semuanya harus dinilai dari selembar ijasah tersebut, ketika hendak mencari kerja kitapun harus mempunyai IPK standar, padahal keahlian kita tidak hanya bias dilihat dengan kertas itu.

Aku tak mampu mengatakan “Dek...kamu tidak usah sekolah, karena bunda tak mampu...sementara kuliahku juga harus tertahan karena tak mampu bayar SPP dan uang KKNku.

Aku sangat ingin memberikan beberapa ratus ribu yang kukumpulkan setelah 3 bulan lebih bersama kalian, tapi aku juga tak bias melihat raut suram yang ada dimuka bunda karena aku tak bias menjadi sarjana, sementara temanku tak lama lagi akan menjadi sarjana.

“Dek…apa yang harus aku perbuat untukmu???”

No comments: