Tuesday, April 3, 2012

Asam urat, tak lagi mengenal usia

Dulu penyakit ini terjadi pada kalangan bangsawan. Keluarga yang terbiasa dengan makanan serba mewah dan mengandung kadar purin yang sangat tinggi seperti kaldu, daging, bebek, juga mengkonsumsi minuman beralkohol. Ini penyakit orang kaya kataku, setiap seseorang mengejekku karena sakit ini. Agak berat juga bercerita, apalagi setiap orang membayangkan penyakit ini terjadi hanya pada orang yang lanjut usia.
Umurku 26 tahun dan tentu saja orang berpikiran aku masih sangat muda untuk penyakit yang sangat mengganggu. Gout, demikian istilah lainnya. Penyakit yang menyerang sendi karena penumpukan purin disela-selanya. Selain factor genetic, kebiasaan makan dan pola hidup menjadi salah satu penyebabnya. Hal lain yang mungkin terjadi adalah pengeluaran asam urat dalam tubuh mengalami sedikit masalah. Tubuh kita mampu memproduksi 85% kebutuhan purin, sedangkan 15 %nya diperoleh dari makanan yang dikonsumsi.
Bertahun-tahun jauh dari orang tua, tinggal di kost dan kampus, terakhir di rumah hijau. Hidup tak benar-benar sehat, tapi paling tidak lebih baik dibandingkan waktu kuliah. Sejak selesai kuliah berat badanku tak bergerak banyak, sangat lambat. Padahal, urusan makan aku selalu mengutamakannya. Makan indomie semaksimal mungkin 2 bungkus perminggu, kecuali kalau keuanganku sedang sekarat. Tapi setahun terakhir aku lebih sering makan diluar, juga aku banyak mengkonsumsi sea food. Wilayah pesisir surganya makanan laut segar. Tak hanya di barru, berkunjung ke bulukumba pun aku akan dimanjakan dengan menu ini. Aku pencinta ikan, ikan laut maupun ikan air tawar. Aku juga menyukai segala jenis sayuran. Dan setiap ke daerah, semua akan memanjakanku dengan menu kesukaannku. Orang yang mengenalku dengan baik tentu menyediakan makanan-makanan itu untukku. Hubungan kerja yang kaku tak berlaku untukku, dibeberapa tempat aku menjadi bagian dari keluarga yang kutempati. Memperlakukanku seperti anak mereka sendiri. Aku selalu berbahagia karena itu. dimanapun, aku selalu berasa di rumah sendiri. Tak salah jika aku selalu mengatakan rumahku tak jelas dimana. Aku mempunyai rumah-rumah dimana-mana,hehehe…
Pertama kali kakiku membengkak di Barru, aku kebanyakan mengkonsumsi kerang dan ikan. Pulang ke sengkang pun etta akan menyediakan ikan bakar kesukaanku. Ketika aku mengatakan tak boleh memakannya, beliau tetap menyuruhku memakannya. Akhirnya kulakukan, mengingat usahanya untuk mendapatkan ikan segar itu untuk menyenangkanku. Ah, sudahlah, bicara makanan akan membuatku merindukan makanan itu.
Setiap tahu gejala aneh di tubuhku aku akan mencari informasinya di dunia maya. Aku akan memperhatikan selama beberapa minggu dan mendeteksi sendiri penyakitku. Waktu ke puskesmas, aku menceritakan tentang gejala penyakitku, dan dokter muda di puskesmas bisa ditemani diskusi. Aku telah mendeteksinya, dan dibuktikan dengan uji darah yang dilakukan dokter itu.
Beberapa hari kakiku bengkak dan panas, selain itu sangat nyeri dan menyakitkan. Malam hari aku terkadang tak mampu berjalan dan mengurung diri di kamar. Untuk makan dan minum aku harus minta tolong. Adikku yang menjadi perawatku.
Telah dua bulan aku melakukan diet ketat, bukan untuk menurunkan berat badanku, tapi hendak menaikkannya. Selain itu aku diet untuk menurunkan kadar asam urat dalam tubuhku agar bisa kembali ke angka normal. Ada juga sepupuku yang menderita penyakit ini, asam urat penyakit yang harus disembuhkan dengan pelan. Seperti halnya diriku, setelah mengetahui kadar asam urat dalam tubuhnya cukup tinggi, ia melakukan diet yang sangat ketat hingga kadar asam uratnya berada di angka 3 dalam waktu kurang dari sebulan. Masalah yang timbul, adalah kadar asam urat tak boleh diturunkan dengan drastic karena ia akan menjadi lebih sakit.
Aku jadi percaya pada konsep keseimbangan. Kalau dalam budaya cina dikenal ying dan yang. Tubuh kita juga harus menerima kadar yang secukupnya sesuai kebutuhan kita. Seorang teman yang juga menderita asam urat sepertiku berpesan agar aku tak menghindari semua makanan itu, tapi mengurangi porsinya, karena bagaimanapun tubuh membutuhkan semua elemen itu.
Keep fight…