Thursday, January 18, 2007

Ketika Rokok Menggerogoti Manusia

Beberapa hari aku nginap di PKM, rindu sama teman-temanku membuatku tergerak pulang. Seminggu tak ketemu mereka dan merasakan indahnya sebuah keluarga. Didalam sangat ramai, ada tamu rupanya. Aku langsung masuk kamar dan menyimpan tasku, mengambil bantal dan berbaring depan TV. Aku selalu punya kebiasaan menonton TV bersama yang lain kalo pulang.

Aku merasa aneh, asbak rokok yang biasanya tergelat begitu saja depan TV kini telah berpindah tempat, ia telah disimpan dibawah lemari, dan telah berdebu. Tak ada asap rokok hari ini. Aku kemudian bertanya kenapa asbak itu disingkirkan???ternyata temanku yang merokok telah berhenti dengan terpaksa.

“kamu memilih muntah darah atau berhenti merokok” pesan dokter katanya.

Aku tentu saja sangat senang, akhirnya ia bisa juga berhenti merokok, rokok tel;ah memperparah penyakit asmanya. Aku jadi teringat kemarin abang yang sakit sampai pingsan karena asmanya kambuh. Aku sih cuek bebek walaupun khawatir banget, cuman sempat bilang “makanya jangan merokok” tapi ia ngga kapok-kapok juga. Abang hampir tiap minggu penyakitnya kambuh dan kalo udah gitu semua akan panik…nyari obat sampe mo dibawa kerumah sakit. Iya…benar rokok memicu asma.

Sangat susah menemukan tempat yang kita bebas dari asap rokok, tapi paling ngga dirumahku asbak rokoknya sudah disimpan. Di makassar kawasan bebas asap rokok baru satu yang aku tau, di fakultasku sendiri FKM. Kalo ke FKM dan kedapatan merokok maka siapapun ia harus merogoh kocek, Rp. 50.000,- lumayan berat kan! Semoga suatu hari tempat-tempat umum di makassar akan dijadikan kawasan bebas asap rokok, berbeda dengan Jakarta dan beberapa kota besar di Jawa mulai memberlakukan kawasan bebas asap rokok di beberapa tempat umum dengan memberikan denda yang memang cukup besar.
Merokok di tempat umum merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Orang dengan seenak hati merokok di bus, pete-pete atau tempat umum lainnya dan itu sangat mengganggu sirkulasi udara sehingga kadang kita harus rela terbatuk-batuk atau sesak nafas. Setiap ada rapat apalagi sampe tengah malam, teman-teman cowok susah banget untuk ngga merokok, banyak alasanlah, dingin, ngga bisa berpikir. Ia ngga sadar kalo itu udah menyakiti temannya sendiri.

Rokok tak ubahnya dengan napza yang membuat manusia mengalami ketergantungan. Mencoba akan membuat kita ingin dan ingin lagi, untuk selanjutnya ketagihan dan tentu saja akan tergantung. Betapa tak enaknya hidup tanpa rokok. Ketika kita mengatakan bahwa merokok adalah pilihan hidup. Saya sepakat, tapi orang-orang-orang yang ada disekitar anda juga punya hak untuk tidak ikut merokok dan menikmati udara yang bersih. Kita juga harus berpikir dengan orang yang ada didekat kita, apa kita tidak sedang menyakitinya, bahkan mungkin membunuhnya secara perlahan. Perlu diketahui bahwa bahaya perokok pasif jauh lebih besar dari pada yang aktif. Orang yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dua kali lipat dibanding orang yang merokok.

Ketika aku PBL II di bantaeng dan berdiskusi masalah rokok, seorang bapak bertanya padaku tentang ayahnya yang perokok dan sampai saat itu belum pernah sakit, sementara ibunya yang tak menyentuh rokok malah terkena osteoporosis. Aku tersenyum dan menjawab kalau itu salah satu bukti kalau rokok tak hanya membunuh perokoknya tapi juga orang-orang yang ada di dekat kita.

Menurut data WHO jumlah penduduk dunia yang merokok, sekitar 1,1 juta jiwa dan 4 juta diantaranya meninggal dunia., sedangkan menurut data SKRT 2002 jumlah perokok aktif di Indonesia 75% dari jumlah penduduk yang ada. 44% diantaranya berusia 10-19 tahun. Dikatakan bahwa hampir 75% perokok dunia berasal dari Negara berkembang. Indonesia sendiri berada diurutan keempat jumlah penduduk yang merokok dengan jumlah sekitar 141 juta orang dengan korban 57 ribu perokok meninggal setiap tahun dan sekitar 500 ribu. Orang sering bertanya belum ada yang meninggal karena rokok. Tentu saja karena rokok bukan virus ganas yang langsung menyerang begitu saja dan mematikan penggunanya. Rokok adalah factor resiko berbagai penyakit yang dengan perlahan sampai berpuluh-puluh tahun dan itu lewat berbagai penyakit.

Asap rokok dapat dikatakan sebagai pabrik kimia berjalan, setiap merokok disa tu tempat terutama tempat umum maka akan menghasilkan lebih 4000 zat kimia , mulai dari tar, nikotin, arsenic (racun serangga), cadmium (bahan pembuat Accu), dan zat lainnya . 25 diantara zat-zat tersebut bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Menurut laporan WHO 2002, di antara negara-negara industri yang menganggap merokok adalah hal umum, merokok diestimasikan 90 persen menyebabkan kanker paru-paru pada pria, dan sekitar 70 persen menyebabkan kanker pada wanita. Selain itu dapat menurunkan tingkat kesuburan perempuan, juga dapat menyebabkan kemandulan, sedangkan untuk perempuan hamil, kelahiran bayi lebih awal dengan berat badan yang rendah

Di negara-negara industri ini sekitar 56-80 persen adalah penyakit pernafasan kronis dan sekitar 22 persen penyakit kardiovaskular. Rokok mengakibatkan penyakit hampir diseluruh bagian tubuh mulai dari ujung kaki hingga kepala. Mulai dari timbulnya plak gigi hingga osteoporosis. Memang pada setiap bungkus rokok selalu ada peringatan tentang bahayanya, tapi itu hanya sebagian kecil saja. Perbedaan perokok pasif dan aktif, bahwa pada perokok aktif asap yan mereka isap masih akan disaring sedang pada perokok pasif mereka langsung mengisap asap sisa dari perokok aktif. Nah disini bahaya yang ditimbulkan dua kali lebih berat.

Dihubungkan dengan relasi ketidakadilan gender hari ini, juga ternyata rokok menjadi salah satu pelecehan yang dilakukan kaum laki-laki pada perempuan. Untuk perempuan masih banyak tanggapan bahwa merokok adalah hal yang tabu, itu dilakukan oleh wanita-wanita nakal, atau pekerja seksual. Sungguh ini sesuatu yang tak bisa dibenarkan begitu saja, rokok bukan sebuah ukuran nakal, terpelajar, terhormat atau tidaknya seorang perempuan. Toh rang-orang tua dulu juga banyak yang merokok, dan sebagian menyirih. Mereka sama saja mengkonsumsi tembakau.
.
November 2006

No comments: