Musyawarah Besar II Serikat Tani Polongbangkeng (STP) Takalar
“Perkuat Organisasi, Gelorakan Perjuangan,
Gapai cita-cita Kesejahteraan Kaum Tani”
Musyawarah
besar bukan hal yang baru. Mahasiswa yang aktif berorganisasi pasti pernah
merasakan yang namanya Mubes. Bagaimana dengan Petani?
Petani
bukan lagi masyarakat yang hanya mengenal cangkul dan sabit. Berangkat subuh
buta dan pulang menjelang sore. Petani pun telah mengorganisir dirinya.
“Organisasi
didirikan dalam konflik antara PTPN XIV dengan masyarakat Polongbangkeng.
Konflik ini adalah persoalan kepemilikan tanah yasng telah dikelola oleh PTPN
XIV Pabrik gula takalar ” Ujar Ahmad Dg.Arsyad.
Petani
Polongbangkeng mengadakan Musyawarah Besar II sejak tanggal 9 hingga 10 juli
2012. Organisasi yang menamakan dirinya Serikat Tani Polongbangkeng (STP)
Takalar ini terbentuk sejak Musyawarah besar pertama yang diadakan 30 oktober
hingga 1 November 2009 di Benteng Somba Opu.
Anggota yang telah terdaftar secara administrasi 463 orang dengan system
keanggotaan individu.
STP
terbentuk setelah perjalanan panjang dalam memperjuangkan hak petani merebut
kembali tanahnya yang dirampas PTPN XIV. Tanah yang telah didiami sejak tahun
40an oleh PTPN XIV dijadikan perkebunan. 4.000 ha tanah petani diubah menjadi
kebun tebu. Berbagai upaya terror, intimidasi dilakukan untuk mengambil lahan
petani.
Mubes
dilaksanakan sebagai upaya memperkuat organisasi. Enam desa telah merapikan
diri dan menjadi Ranting dan Badan Persiapan Ranting. Ranting Timbuseng,
Ranting Ko’mara, Ranting barugaya, Badan Persiapan Ranting Kampung Beru,
Massamaturu dan Parang luara. Bersatu membangun organisasi untuk merebut hak
yang telah dirampas.
“Berorganisasi adalah alat. Mengambil tanah
meski tanah masyarakat kalau diambis individu tidak akan bisa dilakukan.
Seluruh rakyat di Indonesia harus memperkuat organisasi “ tegas Ali DPP
AGRA yang juga ikut pada pelaksanaan MUBES II STP Takalar.
Untuk
kelancaran MUBES peserta penuh yang ikut adalah pimpinan Ranting dan Badan
Persiapan Ranting dari enam desa. Sedangkan untuk peninjau berasal dari Anggota
dan beberapa jaringan STP. Ada Ahmad SH dari Eksekutif WALHI Nasional, Ali dari
DPP AGRA, WALHI Sulsel, AGRA Bulukumba, AJI Makassar, Jurnal Celebes, AMAN Sulsel dan beberapa
mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Sayangnya, undangan dari
pemerintah tidak ada yang datang sehingga anggota STP sangat kecewa.
Hari
pertama dan kedua MUBES berjalan lancar. Pimpinan sidang terpilih terdiri atas
lima orang, Dg.Nyaling, Dg.Mone, Dg.Sijaya, Dg.Tonji dan Dg.Imba. secara
bergantian memimpin persidangan. Persidangan yang diadakan dibawah tenda
halaman rumah Dg.Ila cukup terbuka. Antusias anggota sangat terlihat. Laki-laki
dan perempuan datang dan menyaksikan jalannya MUBES. Mereka tak segan-segan
untuk bertanya.
Bahasa Makassar dan Indonesia bercampur dan tak menjadi penghalang.
Kepemimpinan
dalam Serikat Tani Polongbangkeng sangat berbeda dibanding organisasi tani
lainnya. Kepemimpinan tidak terpusat pada satu orang. Ada Sembilan pimpinan
yang terpilih. Mewakili setiap ranting dan badan persiapan ranting. Diakhir
Musyawarah besar terpilih M. Asryad dg.Nyampa, Idris Dg.Nyali, Rusli Dg.Imba,
Abd.Hamid Dg.Mone, Dg. Tonji, Zainuddin Dg.Tutu, Rahman Dg.Sijaya, Sudirman
Dg.Buang, dan Mammi Dg.Liwang.
sebelum menutup MUBES II STP Takalar pimpinan sidang memberi kesempatan kepada anggota untuk berbicara. bergantian peserta bercerita tentang perjuangan mereka dan semangat yang tak pernah padam untuk merebut tanah mereka.
Bersatulah Kaum Tani Takalar..!!! Bangkit, Bergerak, Berorganisasi..!!!
Jayalah Kaum
Tani..!!!