Dapat
tugas lagi. Ke Polongbangkeng tentunya. Ini perjalanan kedua untuk persiapan
Mubes STP. Agendanya membagi dua kelompok yang sudah ada. Kali ini kami
bertugas di desa Barugaya. Ketua Chivas yang mempunyai seribu nama tak dapat
hadir malam ini. Ada screening di kampus orange. Dia jadi steering. Satu-satunya masalah buatku untuk setiap
perjalanan yang menyenangkan adalah setelah bulan ke enam aku masih saja tak
bisa mengendarai motor. Harus diantar kemana-mana. Rumah hijau sedang sepi. Aku
berangkat sama Budi. Agak telat, tadi aku bertemu dengan teman-teman HIMAJI di
Sekolah KAMI.
Kami
singgah dulu di rumah Bapak Ila. Orang tua baik hati itu sangat kelelahan.
Namun, ditangannya masih ada berkas formulir anggota STP. Ia sedang
membenahinya. Bapak Ila bertugas sebagai sekretaris. Beliau memang cukup
telaten, dan satu lagi sangat tenang.
Dingin
Polongbangkeng membuat mata tak bisa bertahan lama terbuka. Sirat kantuk Nampak
dari wajah Bapak Ila. Katanya ia sudah menghubungi Dg.Toro untuk menemani kami
ke Desa Barugaya.
Desa itu masih jauh ke dalam, butuh waktu 10 menit untuk sampai kesana. Malam belum
terlalu larut, kampung malam itu sangat ramai. Ada pesta pengantin dengan music
electon penghibur. Warga yang jarang mendapat hiburan keluar dan menikmatinya.
Mereka rela berjalan kaki untuk menyaksikan pesta tersebut.
Sudah
dua kali Dg. Imba menelpon. Warga sudah berkumpul di rumahnya. Takut mereka
pulang karena kelamaan menunggu. Ini salahku, tak memperkirakan waktu dengan
cukup baik.
Sampai
disana telah banyak orang yang berkumpul. Suara Dg. Imba terdengar jelas. Ia
sedang menjelaskan tentang reforma agraria yang sedang diusung oleh BPN
Nasional. Beritanya ada di koran Kompas. Ia sedang menjelaskan isi berita itu.
BPN akan melakukan pengukuran terhadap tanah-tanah Negara, dan melakukan
pendataan terhadap masyarakat yang tak punya tanah.
Telah
ada tiga kelompok di Desa Barugaya. Satu kelompok beranggotakan 30 orang. Ada
satu kelompok berjumlah 34 anggota, dan kelompok terakhir ada 28 anggota. Untuk
menjadi ranting harus ada 5 kelompok yang terbentuk. Kalau kurang dari lima
masih berupa badan persiapan ranting.
Pembagian
kelompok di serahkan ke Dg.Imba. untuk membagi dua kelompok yang telah ada
harus dilaksanakan sendiri. Pembentukan kelompok itu biasa berdasarkan
kedekatan, sehingga Aku dan Budi tak bisa melakukan pembagian kelompok itu.
Untuk
setiap kelompok dipilih ketua, sekretaris dan bendahara. Struktur ini dipilih
sendiri oleh anggota kelompok. Setelah kelompok terbentuk, selanjutnya memilih
pimpinan ranting. Mekanisme pemilihan ini telah diatur. Setiap kelompok memilih
dua orang anggotanya yang akan masuk pada struktur ranting. Akan ada sepuluh
pimpinan yang terpilih, namun untuk membuatnya jadi ganjil maka pimpinan
tersebut harus ditambah satu orang lagi. Satu orang ini dipilih oleh pimpinan
yang telah ada. Hasil keputusan Bersama Dg. Imba menjadi kordinator pimpinan
kolektif ranting Barugaya.
Pukul
23.00 pertemuan itu selesai. Untuk kelengkapan administrasi dan penambahan anggota
baru harus diselesaikan sebelum Mubes Serikat Tani Polongbangkeng (STP) Takalar yang dilaksanakan pada 9-10 juli 2012
nanti.